SEMARANG (jatengtoday.com) – PSIS Semarang terus menjaga asa meraih gelar juara Liga 1 2023/2024. Separuh perjalanan sudah dilalui skuad Mahesa Jenar untuk mengakhiri dahaga selama 14 tahun sekaligus menggenggam tiket ke kompetisi Asia.
Kompetisi Liga 1 2023/2024 telah menuntaskan 17 pekan sejak digulirkan pada 1 Juli 2023 dengan mementaskan 153 pertandingan. Borneo FC menahbiskan diri sebagai juara paruh musim dan Persib Bandung menjadi runner-up.
RANS Nusantara menjadi tim kuda hitam yang mengisi posisi empat besar atau zona play-off ke Championship Series. Klub milik Raffi Ahmad tersebut menempati peringkat keempat di bawah Madura United.
Tapi, jangan lupakan PSIS Semarang dan Bali United. Meski terdepak dari empat besar, kedua tim ini sama-sama memiliki 30 poin seperti yang dikoleksi RANS Nusantara. Mereka hanya dipisahkan 5 poin dengan Borneo FC serta 1 poin dengan Persib dan Madura United.
Seperti diketahui, PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator Liga 1 2023/2024 menerapkan format kompetisi yang dibagi menjadi dua tahap, yaitu Reguler Series dan Championship Series.
Reguler Series akan digelar pada 1 Juli 2023-28 April 2024 yang mempertemukan 18 tim dalam 34 pekan. Empat tim teratas bakal lolos ke Championship Series yang digulirkan pada 4-26 Mei 2024 dengan format home away untuk memperebutkan trofi juara.
Sesuai format baru tersebut, tiga tim teratas di fase Championship Series akan mendapatkan tiket ke kompetisi antarklub Asia musim berikutnya.
Bagi pendukung PSIS Semarang, mereka kini bisa terus menjaga impian melihat tim kebanggaannya kembali meraih trofi juara kompetisi kasta teratas sejak terakhir kali menjadi kampiun Liga Indonesia 1998/1999 atau 14 tahun silam.
Carlos Fortes dan kawan-kawan sedang menjalani musim terbaiknya setelah terseok-seok di periode 2022/2023. Posisi kelima di paruh musim merupakan pencapaian tertinggi PSIS sejak promosi di tahun 2018.
Musim lalu, Mahesa Jenar terdampar di peringkat ke-11 dengan poin 20 setelah menjalani 17 pertandingan. Pada Liga 1 2021/2022, mereka menuntaskan paruh musim di posisi keenam dengan 27 poin.
Posisi di papan atas tersebut tidak terlepas dari keberhasilan PSIS memaksimalkan laga-laga kandang. Skuad besutan Gilbert Agius selalu tampil trengginas saat bermain di Stadion Jatidiri dengan memetik tujuh kemenangan, 1 kali seri dan sekali kalah.
PSIS sukses mengumpulkan 22 poin dari 9 pertandingan kandang. Mereka hanya kalah dari Borneo FC yang mengemas 23 poin dari laga home.
Di satu sisi, Laskar Mahesa Jenar justru kerap angin-anginan saat melakoni laga tandang. Septian David Maulana cs hanya mampu meraih dua kemenangan dari 8 laga away sejauh ini, 4 laga berakhir dengan kekalahan dan 2 kali imbang.
Faktor Pemain Asing
Performa apik yang disajikan PSIS sampai paruh musim juga tak bisa dipisahkan dari kontribusi enam pemain asing. Carlos Fortes, Taisei Marukawa, Vitinho, Paulo Gali Freitas, Boubakary Diarra dan Lucas Gama mampu menjadi tulang punggung skuad Mahesa Jenar.
Kombinasi keenam pemain tersebut sudah menghasilkan 22 gol dari total 26 gol PSIS Semarang atau 84,6 persen. Hanya dua pemain lokal yang sejauh ini turut berkontribusi mencetak gol, yaitu Septian David (2 gol) dan Giovani Numberi (1 gol), satu gol lainnya merupakan hasil bunuh diri pemain Bali United, Mohammed Rashid.
Carlos Fortes sudah menemukan performa terbaik dengan sumbangan 9 gol. Taisei Marukawa (2 gol) dan Vitinho (1 gol) yang sempat meredup di awal musim, belakangan juga mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan.
Boubakary Diarra (2 gol) dan Lucas Gama (1 gol) tidak tergantikan di posisinya masing-masing. Dan Gali Freitas dianggap sebagai pembelian cerdas yang dilakukan oleh manajemen PSIS. Winger Timor Leste itu menjadi andalan Gilbert Agius di sektor sayap dengan torehan 7 gol dan 3 assist.
Komposisi pemain asing tersebut ditopang dengan pemain-pemain lokal yang cukup oke. Wahyu Prasetyo mampu mengimbangi Lucas Gama untuk menjadi tembok tangguh yang membawanya ke Timnas Indonesia. Alfeandra Dewangga juga semakin matang sebagai salah satu gelandang bertahan terbaik di Liga 1.
Jika Gali Freitas menjelma menjadi rising star untuk pemain asing PSIS, dari deretan pemain lokal ada dua yang mampu mencuri perhatian. Giovani Numberi dan Rizky Darmawan.
Giovani Numberi terabaikan ketika dia direkrut di awal musim ini setelah hengkang dari Persipura Jayapura. Maklum saja, Gio dianggap bukan pilihan ideal di posisi full-back kiri dan masih kalah pamor dari Ricky Fajrin–pemain Bali United asli Semarang–atau Pratama Arhan.
Pemain 23 tahun itu juga harus bersaing dengan Dewangga dan rekrutan anyar Haykal Alhafiz yang berlabel pemain Timnas. Tapi setelah pekan ketiga, Gio tidak tergantikan di sisi kiri pertahanan PSIS dengan kontribusi 1 gol dan 1 assist.

Sedangkan Rizky Darmawan seolah mendapatkan kehidupan kembali bersama PSIS setelah gagal menembus skuad utama di klub-klub sebelumnya. Penjaga gawang 29 tahun itu sanggup menggantikan peran Adi Satryo ketika harus absen karena panggilan Timnas atau skorsing.
Padahal Rizky Darmawan diprediksi hanya menjadi kiper ketiga setelah Adi Satryo dan Syaiful Syamsuddin. Namun eks penjaga gawang Persija, Persita dan PSS tersebut justru mampu menggeser Syaiful dengan mencatat 7 penampilan dan menorehkan dua kali clean sheet.
Konsistensi
Setelah menjalani setengah musim yang cukup bagus, kini PSIS ditunggu bisa tampil konsisten melakoni 17 pertandingan berikutnya. Tantangan terberat tentu saja 9 laga tandang yang harus dilewati pasukan Gilbert Agius.
Terdekat, PSIS akan meladeni tim juru kunci, Bhayangkara Presisi Indonesia di Stadion Patriot, Kamis (2/11). Mahesa Jenar juga akan menjadi tamu untuk tim-tim pesaing di papan atas yaitu Borneo FC (9/12), Persib Bandung (27/2/2024) dan Bali United (9/3/2024).
Selain itu masih ada Persebaya (26/11), Arema FC (5/2/2024), Barito Putera (29/3/2024), PSM Makassar (3/4/2024) dan Persija Jakarta (28/4/2024).
Jika ingin terus bersaing di 4 besar, setidaknya PSIS harus bisa mengumpulkan 60-65 poin. Hal itu merujuk pada perolehan poin tim penghuni peringkat keempat dalam empat musim terakhir.
Pada Liga 1 2018, Persib yang menempati posisi keempat punya 52 poin di akhir musim. Semusim berikutnya ada Bhayangkara FC dengan poin 53. Di musim 2021/2022, Arema FC mengemas 65 poin dan Borneo FC di musim 2022/2023 dengan 57 poin.
Andai bisa memenangkan 8 pertandingan kandang, ada tambahan 24 poin yang bisa dihasilkan oleh Carlos Fortes dkk. Tapi, mereka juga harus membenahi rekor tandang jika tidak ingin merana di akhir musim. (*)