DEMAK (jatengtoday.com) – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinpermades P2KB) Kabupaten Demak melaksanakan Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Demak.
Rakor di aula Dinpermades P2KB Demak ini sebagai evaluasi dan persiapan desiminasi audit kasus Stunting ke-2 tingkat Kabupaten Demak.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinpermades P2KB Demak, Kepala Bidang KBK dan KK, Kepala Bidang Pemsosbud Bappelitbangda Demak, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Demak dan Kepala Seksi Bimas Kemenag Demak.
Kemudian perwakilan Perangkat Daerah Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Demak, Kepala Puskesmas Lokus Stunting, Technical Assistant Stunting serta perwakilan Itikes Cendekia Utama Kudus.
Kepala Dinpermades P2KB Drs. Taufik Rifa’i, M.Si berharap kegiatan ini dapat menjadi persiapan agar audit kasus Stunting ke-2 dapat berjalan dengan baik, serta membangun sinergitas antar perangkat daerah di Kabupaten Demak agar bersama-sama secara konvergen menurunkan angka stunting di Demak sesuai target yang diharapkan, bahkan bisa mencapai zero stunting tahun 2024.
“Mari bergotong royong agar kasus stunting di Demak turun hingga zero stunting,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Seksi Bimas Kemenag Demak menyampaikan tentang upaya percepatan penurunan stunting pada remaja dan calon pengantin yang telah dilaksanakan, diantaranya kursus calon engantin (Suscatin) dan bimbingan perkawinan remaja di pondok pesantren atau sekolah madrasah aliyah dengan tujuan memberikan pemahaman dasar kepada pasangan calon pengantin tentang membentuk keluarga yang sehat dan sakinah dari segala unsur.
Kepala Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Demak menyampaikan tentang intervensi spesifik yang telah dilaksanakan dalam rangka percepatan penurunan stunting diantaranya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Hasil penimbangan serentak Kabupaten Demak bulan Agustus tahun 2022 prevalensi stunting turun di angka 2,99 persen.
Selain itu, data SSGI bulan Juli-Agustus tahun 2022 menunjukkan bahwa prevalensi stunting turun menjadi 11,09%, namun angka ini belum bisa diresmikan karena belum dirilis secara resmi oleh Kementerian Kesehatan.
Kepala Pemsosbud Battelitbangda Demak, menyampaikan evaluasi aksi konvergensi stunting sekarang ini diposisi aksi ke 6 dan 7. Ada 29 indikator cakupan layanan esensial, 13 cakupan diantaranya yang masih rendah diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi pemerintah daerah agar bisa ditingkatkan sesuai dengan tupoksi masing-masing. (*)