DEMAK (jatengtoday.com) – Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak Agus Herawan kepada wartawan menjelaskan bahwa sebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Demak semakin menurun. Hal tersebut senada dengan yang dijelaskan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) beberapa waktu lalu di Jakarta.
“Untuk wilayah Demak angka sebaran PMK sudah menurun namun kita tetap tidak boleh lengah dan gegabah karena kita terus berhadapan dengan situasi dan kondisi yang tidak menentu,” ujar Agus.
Menurutnya siklus penyakit hewan maupun penyakit PMK masih terjadi di sejumlah wilayah, termasuk di Indonesia. Siklus ini bahkan bisa terjadi dalam 10 sampai 15 tahun meski gejala dan skala kecepatan penyebaranya sangat berbeda-beda. Karena itu perlu dihadapi bersama dengan penuh kewaspasaan.
“PMK itu sesuatu yang tidak bisa lagi kita katakan masalah biasa-biasa saja karena PMK memang menyerang hampir semua tempat di Indonesia, kita disini bisa mengendalikanya,” katanya.
Sementara itu dijelaskan pula bahwa sebaran penyakit PMK menunjukkan ada di 28 Provinsi. Meski demikian capaian vaksinasi lebih dari 4.4 juta dosis.
Sedangkan pihak kementrian saat ini terus berupaya untuk meningkatkan capaian vaksinasi secara progresif yaitu dengan melibatkan personil di luar petugas kesehatan hewan yaitu mahasiswa kedokteran hewan, mahasiswa peternakan, personil TNI dan POLRI dalam pelaksanaan vaksinasi.
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak juga menyampaikan terimakasih atas kerja keras para petugas lapangan dalam melaksanakan vaksinasi dan penandaan ternak sesuai dengan skala prioritas dan gejala yang ada.
“Prinsipnya kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah harus sejalan. Dan PMK ini tidak bisa dikerjakan sendiri, kita harus bersama-sama,” jelasnya.
Wabah PMK merupakan penyakit yang sangat menular dan menyerang semua hewan berkuku belah/genap seperti sapi, kerbau, domba, kambing, rusa, unta, dan termasuk hewan liar seperti gajah, antelope, bison, menjangan, dan jerapah.
Penyakit mulut dan kuku (PMK) juga dikenal sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) Jenis penyakit ini disebabkan dari virus tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus Apthovirus yakni Aphtaee epizootecae.
Masa inkubasi dari penyakit 1-14 hari yakni masa sejak hewan tertular penyakit hingga timbul gejala penyakit Virus ini dapat bertahan lama di lingkungan dan bertahan hidup pada tulang, kelenjar, susu, serta produk susu.
Angka kesakitan ini bsia mencapai 100% dan angka kematian tinggi ada pada hewan muda atau anak-anak.
Tingkat penularan penyakit mulut dan kuku (pmk) cukup tinggi, tetapi tingkat kematian hanya 1-5%. Sehingga jika ditemukan ternak terlihat lemah, lesu, kaki pincang, air liur berlebihan, tidak mau makan, dan mulut melepuh. (*)