in

Tujuh Peluang Bisnis di Era Pandemi yang Patut Kamu Coba

SEMARANG (jatengtoday.com) – Kondisi pandemi mengubah pola aktivas manusia di berbagai belahan dunia. Hal itu memaksa setiap orang untuk mengikuti kebiasaan baru sekaligus menjadi tantangan untuk bertahan hidup. Sebab, kebiasaan baru itu pun mengubah pula bisnis.

Banyak bisnis yang menggunakan pola lama terancam gulung tikar. Masyarakat pun dituntut untuk menemukan dan mengembangkan pola baru disesuaikan dengan kondisi. Bahkan bisa jadi perlu banting setir sesuai kebutuhan.

Ada sejumlah alternatif sektor bisnis yang bisa dikembangkan selama masa pandemi. Sektor-sektor bisnis tersebut cenderung bisa bertahan karena dibutuhkan banyak masyarakat di tengah era yang disebut ‘new normal’.

  1. Desain Grafis

Sektor jasa desain grafis ini cukup memiliki peluang baik di tengah kondisi pandemi. Di era new normal, baik individu maupun lembaga banyak membutuhkan konten visual untuk kepentingan promosi. Tidak hanya itu, desain grafis cenderung dibutuhkan di berbagai sektor yang lain.

  1. Penulis Lepas

Penulis lepas memiliki peluang cukup menarik di tengah era pandemi. Sebab, kegiatan menulis bisa dikerjakan secara fleksibel, kapan dan di mana saja. Sehingga keahlian menulis ini menjadi salah satu bidang yang bisa menghasilkan uang di tengah pandemi. Terlebih era perkembangan dunia internet, banyak publisher yang membutuhkan karya tulis seperti esai, cerpen dan lain-lain.

  1. YouTuber

Sejak sebelum pandemi pun, Youtuber menjadi salah satu profesi yang paling banyak digeluti generasi Millennials dan Gen Z. Fenomena YouTuber ini mengubah pola segala sektor. Baik bidang hiburan, informasi, berita, gaya hidup, dan lain-lain. Tidak mengenal kelas sosial, mulai dari pemuda kampung hingga artis bergeser ke YouTube dengan memproduksi konten video kreatif. Tren ini diprediksi akan terus berkembang mengingat kecenderungan masyarakat yang jenuh dengan industri media mainstream. Para content creator bisa memproduksi kreativitas dari rumah dan mendapatkan penghasilan menggiurkan. Meski demikian, menjadi YouTuber perlu waktu dan konsisten dalam memproduksi konten.

  1. Bisnis Digital

Bisnis digital menjadi salah satu sektor yang tetap mampu bertahan dalam kondisi krisis. Berbagai inovasi dalam bidang digital menemukan berbagai metode baru yang memudahkan berbagai aktivitas masyarakat. Misalnya berbagai inovasi teknologi software. Teknologi terus dikembangkan untuk mengatasi persoalan manusia secara praktis, akurat dan cepat.

  1. Editing Video

Editing video merupakan aktivitas kreatif yang bisa dilakukan di rumah. Dalam perkembangannya, jasa edit video profesional tetap memiliki peluang cukup menarik. Bisa berkaitan dengan kebutuhan konten kreatif, video klip, hingga kepentingan promosi untuk kepentingan produk.

  1. Mixing dan Mastering

Audio atau sound engineering menjadi salah satu bidang keahlian yang memiliki daya tahan bisnis dalam situasi pandemi. Bisnis yang bergerak dalam penggunaan mesin dan equipment untuk rekaman, audio editing, mixing, mastering dan reproduksi suara ini cenderung banyak dicari. Belakangan ini fenomena home recording cukup mengubah pola pengerjaan karya musik. Recording yang sebelumnya dikerjakan di studio rekaman, lambat laun bergeser karena bisa dikerjakan di rumah.

Ini menjadi peluang bagi pelaku bisnis audio atau sound engineering dengan membuka jasa mixing dan mastering. Data recording bisa dikirim secara online untuk dilakukan proses mixing dan mastering agar hasil rekaman memiliki standar kualitas yang dibutuhkan.

  1. Retail Online

Bisnis online tetap bisa menjadi pilihan yang bisa kembangkan di tengah masa pandemi. Sejauh ini, berjualan online teruji memiliki pasar yang sangat luas. Tidak hanya menjangkau lokal, bahkan lintas kota. Baik jualan baju, asesoris, tas, sepatu, hingga barang elektronik, ponsel, laptop dan lain-lain, termasuk kuliner online.

Bahkan retail online saat ini telah merambah untuk menyediakan bahan pokok seperti sembako, hingga sayur-mayur. Bisnis sembako ini memiliki peluang cukup menjanjikan karena menjadi kebutuhan primer. (*)

 

editor: ricky fitriyanto