SEMARANG (jatengtoday.com) – Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jateng membongkar cara meraup keuntungan di dunia digital dan bergabung dengan e-commerce.
Mulai dari peningkatan omzet ratusan persen, sampai penentuan strategi penjualan melalui pendampingan pemerintah daerah dan e-commerce.
Hal itu diungkapkan pemilik usaha Eboni Watch, Afida Fajar Aditya dalam bedah digitalisasi UMKM dan rahasia jualan online secara daring bersama Shopee, Rabu (6/4/2022).
Acara tersebut dihadiri Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Pada kesemapatan itu Ganjar berbincang dan membedah rahasia cuan jualan online para pelaku UMKM di Jateng.
Uniknya pelaku UMKM yang hadir merupakan mereka yang sudah memulai bisnis secara offline. Sebelum akhirnya merambah masuk dunia digital dan e-commerce sehingga meningkatkan pendapatan hingga ratusan persen.
Saat ditanya Ganjar mengenai penjualan, ia mengaku usaha jam tangan kayunya mengalami peningkatan pesat sejak masuk e-commerce. Biasanya per bulan penjualan hanya berkisar 50-200 unit setelah masuk digital (e-commerce) meningkat sampai 1.500 unit per bulan.
“Peningkatannya bisa lebih dari 500 persen dan peningkatan paling pesat justru saat pandemi. Pembelinya mulai Aceh sampai Papua, kalau luar negeri Afrika Selatan dan Rusia. Feedback konsumen justru menjadi manfaat yang besar sehingga bisa improve lebih baik,” ujar Fajar.
Ada Tim yang Mendampingi
Senada disampaikan Reni Rubiati, pemilik usaha Batik Parisya. Sejak masuk e-commerce pada tahun 2015, ada tim yang membimbing dan mendampingi.
Satu bulan pertama penjualan masih di bawah 100 pcs tapi terus meningkat dan sekarang per bulan bisa 600 pcs.
“Di era pandemi kami juga diberikan pilihan untuk promosi yang sesuai agar konsumen ada minat belanja,” ujar Reni yang mengaku pernah ikut Lapak Ganjar.
Ganjar kemudian menanggapi bagaimana peningkatan penjualan yang dialami oleh Eboni Watch merupakan contoh nyata.
Menurut Ganjar pasti selalu ada kejutan untuk pebisnis dan produsen. Feedback atau masukan dari konsumen juga pasti sangat banyak sehingga mampu meningkatkan kualitas produk.
“Itulah feedback yang bagus sekali. Kalau kita sudah masuk dan surfing di dunia Maya dan diakses oleh orang di seluruh dunia maka kita musti siap-siap. Lalu kita mendapat feedback dari konsumen mengenai kualitas. Kalau bisa dicatat dengan baik akan bisa menjadi improvement agar lebih baik,” kata Ganjar.
Setelah ada masukan dan pendampingan dari e-commerce, Ganjar kemudian bertanya kepada Fajar dan Reni terkait karakteristik konsumen.
Masukan dari Konsumen
Ternyata para pelaku UMKM di e-commerce menggunakan masukan dari konsumen dan e-commerce untuk menentukan harga yang tepat, termasuk penyesuaian dalam memberikan diskon.
Artinya pelatihan yang diberikan boleh e-commerce dapat menentukan strategi penjualan yang tepat sehingga omzet meningkat.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga melihat bagaiman Fajar dan Reni mempromosikan produknya secara online.
Usai menyimak, Ganjar memberikan respons yang sangat bagus untuk cara berjualan pelaku UMKM.
“Itu sudah bagus. Itu kalau tidak masuk dan dapat pelatihan dari e-commerce pasti bahasa dan diksi yang digunakan tidak sebagus itu. Artinya memberikan sesuatu agar masyarakat tertarik,” kata Ganjar.
Terakhir, Ganjar menyampaikan bahwa bisnis yang merebak dan meningkat setelah masuk e-commerce adalah makanan-minuman dan fashion. Terutama sejak pandemi Covid-19.
“Selama pandemi justru sebenarnya omzet yang naik cukup tinggi itu ya food and beverage ini. Ini yang lalu keras dan banyak yang muncul usaha yang bisa dikerjakan dari rumah. Artinya banyak inovasi dan kreativitas serta banyak pilihan untuk berbisnis secara digital,” tandasnya. (*)