SEMARANG (jatengtoday.com) – Menjamurnya ojek online dan taksi online, sangat menguntungkan industri finance. Tercatat, 50-60 persen pembiayaan BFI terserap di sektor kendaraan roda dua dan mobil.
Branch Manager BFI Finance Semarang 2, Tabitha menjelaskan, sejak booming jasa transportasi online, serapan pembiayaan langsung beralih, dari mesin konstruksi menjadi kendaraan bermotor.
“Meski sasaran kami cukup banyak termasuk diantaranya pembiayaan mesin konstruksi atau alat-alat berat, namun pembiayaan kendaraan jenis mobil menguasai 50 persen bahkan lebih. Sementara untuk alat berat kini pada porsi tak lebih dari 20 persen, tak lebih hampir sama dengan sepeda motor,” ucapnya ketika ditemui di Kantor BFI Semarang 2 Rukan Taman Setiabudi Banyumanik Semarang, Minggu (14/7/2019).
Untuk pembiayaan alat berat, menurut Tabitha terjadi penurunan sejak memasuki tahun politik sekitar setahun lalu. Dampaknya terasa sekali hingga porsinya sekarang hanya sekitar 15-20 persen.
“Meski turun kami optimistis akan segera naik ketika kondisi politik yang mempengaruhi perekonomian berangsur kondusif, sehingga para perusahan konstruksi dan proyek infrastrukur sudah berani memulai aktifitasnya,” ucapnya.
Menghadapi situasi yang cenderung masih stagnan, BFI justru merilis program BFI Srikandi, yang dikhususkan pembiayaan bagi kaum perempuan Indonesia. Menurut Tabitha perempuan justru mampu menjadi nasabah yang solid.
”Karenanya program CSR yang digelar tersebut juga merupakan bagian dari cara BFI mengapresiasi perempuan Indonesia,” ungkapnya.
CSR yang dilakukan berupa pengobatan gratis yang melibatkan pakar dan tenaga kesehatan. Seperti pengecekan kadar gula, tekanan darah, kolesterol dan diagnosa beberapa gangguan kesehatan menggunakan alat-alat berteknologi modern. (*)
editor : ricky fitriyanto