SEMARANG (jatengtoday.com) – Sebanyak 1.874 hektare sawah di Kabupaten Purworejo terancam gagal panen gara-gara terendam banjir. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng, Suryo Banendro mengaku telah melakukan pendataan dan pengecekan di lapangan untuk dasar pengambilan kebijakan.
“Dari data yang saya dapat, banjir kemarin merendam ribuan hektare tanaman padi di delapan Kecamatan. Usia padi rata-rata di atas 75 hari setelah tanam sampai menjelang panen. Kondisinya juga bervariasi, ada padi yang hanyut karena derasnya banjir sebanyak 7,5 hektare, ada pula yang roboh sampai 2,5 hektare,” jelasnya, Selasa (19/3/2019).
Dia mengaku telah menyiapkan opsi untuk mengatasi persoalan tersebut. Untuk tanaman padi yang gagal panen atau puso, pihaknya sudah menyiapkan asuransi baik yang ditanggung oleh APBD maupun APBN.
“Semua sudah kami siapkan, alokasinya sudah ada, tinggal mengajukan. Saat ini masih dilakukan pendataan dan verifikasi oleh teman-teman di Kabupaten. Nantinya para petani yang mengalami puso akan mendapat asuransi sebesar Rp 6 juta,” terangnya.
Di dana alokasi untuk asuransi, Pemprov Jateng, lanjut dia, sudah mengalokasikan anggaran untuk membayar polis asuransi sumber APBD provinsi itu berjumlah 7.761 hektare. Sedangkan untuk polis Asuransi dari APBN sebanyak 155 hektare.
“Kalau asuransi sumber APBD, semua polis asuransi yang menanggung pemerintah, namun kalau yang bersumber dari APBN, petani masih harus membayar polis asuransi sebesar Rp 36 ribu,” paparnya.
Selain asuransi, pemerintah juga menyediakan bantuan bibit gratis, baik melalui cadangan benih nasional maupun bantuan benih dari pemerintah daerah.
“Ini prosesnya cepat, tinggal teman-teman dari Kabupaten mendata dan mengajukan maka akan langsung turun bantuan ini,” tegasnya.
Pihaknya juga melakukan perbaikan irigasi yang rusak akibat banjir di Purworejo itu. Bantuan perbaikan irigasi dilakukan di beberapa lokasi, seperti di Kecamatan Pituruh, Bayan dan lainnya.
“Perbaikan saluran irigasi tersebut agar nantinya kegiatan pertanian akan kembali berjalan normal,” tegasnya.
Dikatakan, BMKG Jateng telah memberikan informasi jika hujan lebat masih akan mengguyur Jawa Tengah. Untuk itu, pihaknya berpesan kepada para petani untuk mewaspadai musibah banjir dan menguatkan irigasi.
Selain itu, lanjutnya, iklim saat ini sangat mendukung pertumbuhan hama dan penyakit. Tidak hanya di padi, tapi di seluruh tanaman pangan dan holtikultura khususnya penyakit yang disebabkan oleh jamur, bakteri dan lainnya.
“Jadi saya berpesan kepada para petani dan juga petugas di lapangan untuk melakukan pengamatan secara serius,” terangnya. (*)
editor : ricky fitriyanto