SEMARANG (jatengtoday.com) – Gerakan Pemuda (GP) Ansor-Banser telah berkiprah selama 85 tahun. Sejak berdiri pada 1934, 11 tahun sebelum Indonesia merdeka, organisasi kepemudaan (OKP) ini sudah berkomitmen untuk memperjuangkan dua hal.
Menurut perwakilan pengurus GP Ansor Pusat, Mujiburrohman, yang pertama adalah meneguhkan akidah Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah dan kedua, ikut serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dua hal itu, katanya, menjadi pangkal perjuangan lembaga yang menjadi badan otonom organisasi Nahdlatul Ulama tersebut.
“Usia GP Ansor kini 85 tahun. Selama itu pula GP Ansor selalu memegang teguh dua amanah besar yakni, menjaga akidah Aswaja dan ikut menjaga NKRI,” ujarnya saat menyampaikan orasi di acara Harlah GP Ansor ke 85 di halaman Balai Kota Semarang, Minggu (21/4/2019).
Dijelaskan, dalam sejarahnya, banyak embrio organ pemuda di bawah naungan NU sebagai cikal bakal organisasi GP Ansor bermunculan. Setiap ada gangguan yang menyangkut dua amanah tersebut, GP Ansor pasti akan bereaksi. Hal itu dilakukan semata-mata untuk berkhidmat kepada bangsa dan negara.
“Yang mana para pendiri NU juga pendiri GP Ansor bersama komponen bangsa lainnya juga ikut mendirikannya,” imbuh Mujib yang juga merupakan Ketua Ansor Koordinator Wilayah Jateng-Yogyakarta tersebut.
Menurutnya, ancaman terhadap kedaulatan bangsa dan negara yang semakin canggih datang silih berganti, baik dari dalam maupun dari luar. Hal ini menuntut GP Ansor untuk terus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan demi tetap menjaga tegaknya Akidah Aswaja NU dan NKRI.
“Di usia yang tak lagi muda ini, GP Ansor sebagai organisasi pemuda yang memiliki anggota sekitar 5 juta orang, mempunyai sejumlah program peningkatan kemampuan bagi pemuda Indonesia. Ini untuk mempersiapkan calon pemimpin bangsa yang amanah di masa yang akan datang,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Kesbangpol Kota Semarang, Abdul Haris menyatakan apresiasinya. Menurutnya, Harlah Ansor ke-85 yang salah satu kegiatannya berupa kirab bendera Merah Putih merupakan kegiatan positif. Dia meyakini, kirab bendera Merah Putih sepanjang 2 kilometer ini, tidak lain bertujuan untuk menjaga persatuan dan kesatuan, khususnya setelah Pemilu 2019.
“Inti dari perayaan Harlah ini ialah menjaga persatuan dan kedamaian. Ini dilakukan untuk menjaga kondusifitas pasca pemilu supaya tetap rukun dan bersatu antar ormas dan lainnya,” harapnya.
Haris juga mempersilakan ormas lain untuk menyelenggarakan acara serupa laiknya GP Ansor. Yang terpenting, kata dia, kegiatan itu dilakukan dengan cara yang bijaksana, damai, dan dapat dipertanggungjawabkan seperti yang dilakukan GP Ansor. Tak kurang 1.500 orang ikut meramaikan kegiatan tersebut. Mereka antusias mengikuti acara dari awal sampai akhir. (*)
editor : ricky fitriyanto