in

Kiai Aminudin Harap Ada Win-win Solution Dampak Gagalnya Konfercab GP Ansor Demak

Apa yang telah berlangsung di PCNU dalam menyelenggarakan Konfercab bisa menjadi contoh bagi badan otonom di tubuh NU terutama GP Ansor Demak.

Ketua Tanfidziyah PCNU Demak, KH Aminudin Mas'udi, saat hadir dalam Konfercab PCNU Demak di Gedung IPHI Demak, Minggu (4/12/2022). (istimewa)

DEMAK (jatengtoday.com) – Ketua Tanfidziyah PCNU Demak, KH Aminudin Mas’udi, berharap ada win-win solution terhadap dinamika di tubuh badan otonom (Banom) Nahdlatul Ulama (NU) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Demak.

Hal itu ia ungkapkan menanggapi dinamika terhambatnya estafet kepemimpinan dengan gagalnya konferensi cabang (Konfercab) GP Ansor Demak yang berlarut-larut.

Kiai Aminudin mengatakan, yang dia tahu proses pemilihan ketua di GP Ansor menggunakan asas musyawarah mufakat.

Menurutnya, proses tersebut memiliki ghiroh yang baik dan luhur. Hanya saja jika jalan musyawarah mufakat tidak bisa ditempuh, maka bisa menempuh melalui jalan lain, semisal menggunakan sistem suara terbanyak.

“(Itu untuk menghindari) Kalau ada suara berbeda dipaksakan sama akhirnya (malah) ada kendala,” katanya.

Adapun, Konfercab GP Ansor Demak sebelumnya direncanakan digelar 20 November 2022, namun gagal. Belakangan, justeru disalip oleh PCNU yang telah menggelar Konfercab pada Minggu 4 Desember 2022.

Pada Konfercab PCNU Demak tersebut, kembali mengamanahkan KH Zaenal Arifin Ma’shum sebagai Rais Syuriah dan KH Amuddin Mas’udi sebagai Ketua Tanfidziyah periode 2022-2027.

Konfercab PCNU yang berlangsung di Gedung IPHI Demak itu, kata Kiai Aminuddin, berlangsung mulus tanpa kendala berarti.

Diungkapkan Kiai Aminuddin, apa yang telah berlangsung di PCNU dalam menyelenggarakan Konfercab bisa menjadi contoh bagi badan otonom di tubuh NU terutama GP Ansor Demak. Terlepas dari dinamika yang ada di dalamnya, harus ada solusi terbaik.

Lebih lanjut, kata Kiai Aminudin, kalau memang musyawarah mufakat dalam tubuh GP Ansor Demak tidak memungkinkan, bisa ditempuh menggunakan mekanisme suara terbanyak. Tentunya, syaratnya itu semua sesuai dengan regulasi yang ada di organisasi.

“Kalau memang ada regulasi ketika tidak bisa musyawarah mufakat ya ditempuh al sawa al a’zam (suara terbanyak) itu kalau regulasinya memungkinkan, kalau tidak ya harus ada win-win solution asas kompromi. Musyawarah mufakat kan intinya kompromi. Kompromi bisa disepakati bersama, sejauh mana pendekatan itu bisa ditempuh asal tidak ada permainan dari luar. Mereka kader NU terbaik,” katanya.

Perihal dinamika berikut peranti pendukung organisasi dan kaitannya dengan politik praktis, Kiai Aminudin menegaskan, NU dan badan otonom memang tidak dilarang melakukan kerjasama dengan kekuatan berbagai komponen termasuk partai politik. Namun, harus mampu menempatkan sesuai porsi yang tepat.

Sebelumnya, kabar pengunduran agenda Konfercab disampaikan Ketua PC GP Ansor Demak Nurul Muttaqin dalam acara silaturahmi ke kediaman KH Achmad Baidlowi atau Gus Dhowi Desa Temuroso, Guntur, Demak, 18 November 2022 yang dihadiri jajaran Pengurus PC, sejumlah Ketua PAC serta Kasatkoryon Banser.

Menurutnya, diundurnya pelaksanaan Konfercab atas arahan tak tertulis dari Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor tersebut dengan alasan persiapan dan kondisi di lapangan belum memungkinkan.

“Tadi malam diumumkan bahwa Konfercab diundur. Kami juga bingung, kok ditunda lagi,” kata Ketua PAC GP Ansor Guntur, Choirul Huda.

Ia mengatakan, sebenarnya, kondisi di bawah sangat kondusif dan tidak ada gejolak apapun. Bahkan, kader di tingkat Ranting sudah menyambut dengan sukacita pelaksanaan Konfercab dan siap hadir pada 20 November yang sedianya dilaksanakan di Desa Bulusari, Kecamatan Sayung.

Sementara itu, sebagaimana dijelaskan dalam SK Penunjukkan dari Pimpinan Pusat tertanggal 24 Oktober 2022, bahwa masa khidmat PC GP Ansor Demak berakhir pada 1 Desember 2022. Pada rentang waktu tersebut, PC GP Ansor Demak diwajibkan menggelar Konfercab sebelum masa khidmat berakhir. Namun hingga saat ini belum ada kepastian. (*)

Ajie MH.