in

Taman Indonesia Kaya, Pilot Project Non APBD Terbesar Pertama Diresmikan

SEMARANG (jatengtoday.com) – Pembangunan Taman Indonesia Kaya telah rampung dan diresmikan Rabu (10/10/2018) malam. Ini menjadi pilot project non APBD terbesar pertama yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. Tidak main-main, pembangunan ini menelan biaya kurang lebih Rp 4 miliar.

Pemkot Semarang menggandeng Corporate Social Responsibility (CSR) Djarum Foundation untuk pendanaan. “Ini project non APBD terbesar di Semarang,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi usai meresmikan Taman Indonesia Kaya.

Air mancur menari melengkapi Taman Indonesia Kaya.

Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi menceritakan awal mula kerjasama dengan Djarum Foundation tersebut. Kerjasama tersebut melalui proses panjang. “Prosesnya lama. Kami dengan Djarum Foundation, Pak Victor, Mbak Renita, waktu itu 2015 sebetulnya hampir jadi, tapi ‘mental’ (terlempar) lagi. Mungkin namanya jodoh, kami ketemu lagi,” katanya,

Menurutnya, ada faktor jodoh dalam kerjasama tersebut. “Setelah saya dilantik sama Mbak Ita, secara tidak sengaja ketemu Bu Renita lagi, kemudian dirajut lagi komunikasi yang sempat hilang. Alhamdulillah, dalam waktu 11 bulan terakhir ini semuanya dilakukan dengan percepatan,” katanya.

Ia memberi apresiasi kepada Djarum Foundation yang berkomunikasi dan koordinasi dengan baik bersama Pemkot Semarang. Sehingga mereka mencurahkan pikiran untuk turut berperan melakukan penataan taman di Kota Semarang. “Mereka juga mengeluarkan biaya cukup besar. Selain itu juga kelegawaan teman-teman PKL. Jadi, pengorbanannya cukup panjang dan besar. Tidak seperti membalik telapak tangan,” katanya.

Maka dari itu, Hendi meminta masyarakat menjaga dan merawat bersama-sama. Selanjutnya, adanya fasilitas Taman Indonesia Kaya bisa dimanfaatlan untuk memunculkan kreativitas. “Teman-teman PKL pindahnya juga enggak jauh-jauh banget kok, hanya bergeser ke seberang. Tapi proses perpindahannya cukup memakan waktu, karena tempat perlu dibuat yang bagus. Tentunya agar sejalan dan seirama dengan Taman Indonesia Kaya, biar tidak njomplang gitu lho,” katanya.

Dia berharap, pilot project Taman Indonesia Kaya menjadi ikon di Kota Semarang. Adanya keterlibatan pihak swasta bisa menjadi contoh untuk bisa bersama-sama membangun kota ini menjadi lebih baik. “Harapannya ini bisa ditiru dan dicontoh kemudian dirawat bareng-bareng,” katanya.

Lantas apa keuntungan investor? Hendi menjelaskan bahwa Djarum Foundation tidak memajang logo besar di Taman Indonesia Kaya. “Begini, sebulan ada empat malam minggu. Djarum hanya meminta satu slot malam minggu untuk menampilkan kegiatan kesenian dan kebudayaan. Sedangkan tiga slot waktu malam minggu lain bisa dimanfaatkan teman-teman seniman di Kota Semarang untuk menampilkan kesenian,” katanya.

Nantinya ada aktivitas rutin setiap malam minggu. Sehingga harapannya bisa menumbuhkan kreativitas generasi muda di Kota Semarang dan menjadi hiburan masyarakat di Taman Indonesia Kaya. “Semarang masih banyak potensi yang bisa digarap bareng-bareng,” katanya. (*)

editor : ricky fitriyanto

Abdul Mughis