in

Supriyadi Sindir Proyek Tak Tuntas, Johar Jangan Sampai Mangkrak

SEMARANG (jatengtoday.com) – Banyak proyek pembangunan di Kota Semarang perlu mendapat pengawasan secara berkelanjutan. Proyek-proyek tersebut terkesan hanya kejar target, melahap anggaran ratusan miliar dari pajak rakyat.

Tetapi akan menjadi ironis apabila pembangunan tersebut tidak dijalankan secara serius. Sehingga banyak pekerjaan pembangunan justru mangkrak karena tidak selesai. Saat ini, hingga pertengahan 2018, beberapa pembangunan besar terindikasi mandek. Salah satunya pembangunan Pasar Johar dan Pasar Kanjengan.

Padahal sebelumnya, pembangunan tahap pertama 2017 yakni penguatan bangunan cagar budaya bekas terbakar menghabiskan dana Rp 50 miliar dari APBD Kota Semarang. “Secara umum, pembangunan di Kota Semarang sangat luar biasa signifikan. Tetapi di lain sisi perlu mendapat pengawasan bersama-sama. Misalnya pembangunan Pasar Johar, selama ini telah mulai dibangun. Tetapi mengapa tahun ini malah mandek?” kata Ketua DPRD Kota Semarang, Supriyadi, Kamis (21/6).

Dia mewanti-wanti jangan sampai pembangunan Pasar Johar yang telah dimulai ini justru terbengkalai. Sebab, pembangunan tersebut telah lama ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Proses pembangunan harus selesai tepat waktu. Sesuai janjinya 2019 selesai, awal 2020 bisa ditempati. “Maka sekarang ini perlu dilakukan pembahasan lagi agar progresnya kembali berjalan,” katanya.

Tidak hanya pembangunan Johar Cagar Budaya, tetapi juga pembangunan Pasar Kanjengan yang sebelumnya dibangun menggunakan anggaran puluhan miliar dari Kementerian Perdagangan RI, tahun 2017 lalu, saat ini mandek.

“Pembangunan Pasar Kanjengan juga terlihat mangkrak karena tidak selesai. Kami meminta Pemkot Semarang segera mencari solusi apabila ada kendala. Jangan sampai pembangunan mangkrak,” ujarnya.

Supriyadi meminta setiap proyek kegiatan pembangunan terus dipantau progresnya. Sebab, apabila tidak bisa selesai sesuai batas waktu yang ditentukan, maka pembangunan tersebut akan tidak tuntas. Sedangkan anggaran yang sudah dianggarkan tidak terserap.

“Jangan sampai proyek yang dikerjakan malah tidak selesai,” katanya.

Dia juga memberikan contoh, sejumlah proyek pekerjaan yang dikerjakan 2017 lalu yang tidak tuntas. Misalnya beberapa proyek pembangunan Jalan Indraprasta maupun Jalan Abdurrahman Saleh. Walaupun belakangan ini ada finishing-finishing, tapi hasilnya terlihat tidak berkualitas. Pekerjaan terkesan asal-asalan. Ini kan eman-eman. Padahal pembangunan tersebut menggunakan anggaran rakyat dari pajak,” katanya.

Kalau memang pembangunan Pasar Johar Cagar Budaya ini sesuai rencana akan dimintakan bantuan dari pemerintah pusat, tentunya harus dikawal progresnya seperti apa. “Kendalanya seperti apa, sehingga bisa mencari solusi bersama. Apakah karena bantuan pemerintah pusat yang belum turun, atau bantuan pemerintah provinsi yang belum turun. Atau mau menggunakan anggaran APBD Pemkot Semarang sendiri. Ini perlu terus dipantau,” katanya.

Persoalan seperti ini jika tidak segera dicarikan solusi tentunya akan menjadi masalah berlarut-larut. “Padahal masyarakat terutama pedagang Johar sudah lama berharap segera menempati bangunan baru,” katanya.

Sesuai rencana awal, total pembangunan Pasar Johar diperkirakan membutuhkan anggaran kurang lebih Rp 750 miliar secara multiyears. Tahap awal, Pemkot Semarang menyediakan Rp 50 miliar. Sedangkan anggaran selanjutnya nanti akan mengandalkan bantuan dari pemerintah pusat.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fajar Purwoto mengatakan, pembangunan Pasar Johar Baru pada 2018 ini meliputi beberapa bagian, yaitu Bangunan Cagar Budaya, Alun-Alun, Pasar Yaik dan Pasar Kanjengan.

“Untuk pembangunan Pasar Johar Cagar Budaya dan Alun-alun Pasar Johar ditangani oleh Distaru. Sementara Kanjengan tahap II, sedang kami mintakan bantuan ke Kementerian Perdagangan RI,” katanya.

Saat ini, Pasar Yaik telah dibongkar dan pedagang direlokasi ke kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Pihaknya menegaskan akan melakukan percepatan.

“Percepatan tersebut untuk mengejar target agar pasar bisa beroperasi pada awal 2020,” katanya.

Sementara Sekretaris Dinas Penataan Ruang (Distaru) Kota Semarang, M Irwansyah mengatakan, saat ini masih dipersiapkan proses lelang pembangunan pasar Johar Cagar Budaya tahap dua. Namun lelang dilakukan oleh Satker Pemerintah Pusat. “Harapannya tahun ini bisa dikerjakan,” katanya. (abdul mughis)

editor : ricky fitriyanto

Abdul Mughis