in

Sunan Kuning akan Ditutup 15 Agustus, Uang Pesangon WPS Belum Jelas?

“Terkait dengan penutupan Sunan Kuning memang tidak dipublikasikan karena anggarannya belum jelas,”

SEMARANG (jatengtoday.com) – Ketua Resosialisasi Argorejo atau Lokalisasi Sunan Kuning, Suwandi Eko Putranto mengaku belum mengetahui tanggal pasti penutupan lokalisasi.

“Kalau penutupan baru rencana, sehingga belum dipastikan kapan,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto sebelumnya menjelaskan, dua lokalisasi di Semarang, Sunan Kuning dan Gambilangu rencananya bakal ditutup pada 15 Agustus. Namun, pihaknya masih harus koordinasi lintas instansi.

Pasalnya, ada berbagai hal yang bukan menjadi domainnya. Seperti pemberian uang pesangon ke WPS yang merupakan kewenangan Dinas Sosial kota dan Kementerian Sosial.

“Prinsipnya semua anak asuh atau WPS siap pindah selama uang tali asih (uang pesangon) sudah di tangan mereka,” ucap Fajar saat dikonfirmasi, Jumat (2/8/2019).

“Terkait dengan penutupan Sunan Kuning memang tidak dipublikasikan karena anggarannya belum jelas,” imbuhnya.

Namun, jika mengacu pada skedul, Satpol PP akan menutup pada 15 Agustus nanti. Tapi, dia kembali mengatakan bahwa tugas utama Satpol PP hanya melakukan pengamanan dan pengawalan supaya penutupan bisa berlangsung secara lancar.

“Ya, apabila anggaran sudah tersedia. Soalnya itu kan kemarin anggarannya masih perlu dirapatkan di DPRD dulu. Apabila sudah disetujui, maka akan dilakukan penutupan,” jelas Fajar.

Terpisah, Kasi Tuna Sosial Perdagangan Orang, Dinas Sosial Kota Semarang Anggi Arditya menjelaskan, jumlah uang pesangon akan disesuaikan dengan jumlah WPS. Jika mengacu data, di Sunan Kuning ada 475 orang dan di Gambilangu ada 114 orang.

Namun, dia belum bersedia membeberkan jumlah anggaran dan kesiapannya saat ini. Yang jelas, ada dua jenis anggaran. Pertama alokasi dari APBD Kota Semarang, kedua alokasi Kementerian Sosial.

“Soalnya besok skemanya ditransfer langsung ke rekening masing-masing WPS. Pemkot hanya membantu verifikasi faktual,” tandasnya. (*)

editor : ricky fitriyanto