SEMARANG (jatengtoday.com) – Proyek Tol Semarang-Batang yang kini sudah beroperasi masih menyisakan sejumlah persoalan. Diantaranya rencana relokasi SMPN 16 Semarang yang hampir separuh lahannya terdampak.
Kepala SMPN 16 Semarang Yuli Heriani mengatakan, jika dihitung dari awal proyek tol mulai berjalan, hingga sekarang sudah sekitar 3 tahun. Selama itu pula sekolah tersebut berkegiatan dengan seadanya.
Yuli menjelaskan, pada tahap pertama, beberapa bagian sekolah terpaksa harus digusur. Seperti aula, ruang BK, ruang guru, dan ruang UKS. Bahkan, gerbang utama SMPN 16 terpaksa harus ditutup dan dipindah ke samping.
Selain itu, lima ruang kelas yang dekat dengan jalan raya juga hendak dibongkar. Hanya saja, pihak sekolah kukuh untuk tidak memperbolehkan sebelum ada ruang penggantinya.
“Soalnya dulu kalau kami perkenankan, otomatis ruang kelas kurang, terus anak-anak mau belajar dimana. Akhirnya sampai sekarang masih bertahan,” jelas Yuli saat ditemui di kantornya, (Kamis (3/10/2019).
Meskipun begitu, bukan berarti masalah kelar. Karena saking dekatnya ruang kelas dengan jalan raya, otomatis membuat siswa merasa bising. Sehingga, proses belajar mengajar kurang maksimal.
Selain itu, ketiadaan ruang aula juga mempersulit siswa. “Biasanya kalau anak-anak habis olahraga, mereka pada istirahat di aula. Soalnya luas, seger. Kalau sekarang kan nggak bisa,” jelas Yuli.
Yuli yang sudah menjabat sebagai Kepsek selama 6 tahun tersebut berharap agar rencana relokasi segera direalisasikan. Supaya SMPN 16 Semarang bisa menempati sekolah baru yang representatif.
“Selama ini kami sudah cukup bersabar, ya dengan fasilitas seadanya gini. Semoga setelah ini segera diurus lah, kasihan kalau harus nunggu lebih lama lagi,” tandas Yuli. (*)
editor : ricky fitriyanto