in

Siapkan Tenaga Kerja, Pendidikan dan Industri Perlu Komunikasi

SEMARANG (jatengtoday.com) – Jateng mencatat realisasi investasi tahun 2018 tembus Rp 59,26 triliun, atau 126 persen dari target Rp 41,15 triliun. Sayang, jumlah tenaga kerja justru menurun. Jika 2017 ada 129.240 yang terdiri dari 128.459 TKI, di 2018 hanya menyerap 111.816 TKI saja.

Politikus PDI Perjuangan, Hanjaya Setiawan menilai, fenomena ini perlu dicermati. Jika industri yang masuk pada 2018 memang bukan padat karya, berarti lumrah. Begitu juga dengan perlambatan ekonomi dalam industri tertentu, sehingga pabrik belum beroperasi dengan kapasitas penuh.

“Kalau investasi itu industri padat karya, tapi tenaga kerja lokal belum bisa memenuhi kebutuhan industri, ini jadi catatan. Bisa jadi karena investor memang kesulitan menyerap tenaga kerja lokal yang siap pakai,” ucapnya, Kamis (7/3/2019).

Karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan vokasi untuk mencetak lulusan yang benar-benar siap kerja. “Banyaknya pengangguran dari lulusan pendidikan vokasi tentu harus menjadi pendorong untuk menengok kembali kurikulum pendidikan vokasi kita,” imbuh Caleg DPR RI dapil Semarang, Kendal, dan Salatiga ini.

Dijelaskan, agar vokasi bisa berjalan sesuai yang semestinya, perlu ada kesesuaian antara kebutuhan Industri dengan jenis dan kurikulum pendidikan vokasi. Dengan begitu, lulusan pendidikan vokasi di tingkat regional Jateng dapat diserap sebagai tenaga kerja oleh industri di Jateng.

“Lapangan pekerjaan harus diutamakan diisi tenaga kerja lokal, terutama masyarakat sekitar di mana industri tersebut dibangun. Tapi tenaga kerja juga harus disiapkan karena industri punya standar sendiri,” tegasnya.

Komunikasi antara dunia industri dan pendidikan, lanjutnya, memang harus dibangun. Jangan sampai pendidikan banyak mencetak lulusan dengan beragam sektor, tapi yang dibutuhkan industri hanya sebagian.

“Misalnya mencetak lulusan otomotif, perhotelan, atau yang lainnya, tapi industri sedang butuh banyak tenaga untuk konveksi dan perikanan Ini kan tidak link and match,” tegasnya. (*)

editor : ricky fitriyanto