SEMARANG (jatengtoday.com) – Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menyebut peluang kerja di luar negeri masih sangat tinggi.
Kepala BP2MI, Benny Rhamdani menuturkan, hingga saat ini, banyak pengusha luar negeri yang terus meminta tenaga kerja dari Indonesia.
Pekerja migran bukan hanya mereka yang berprofesi dengan asisten rumah tangga atau pegawai pabrik, tapi pekerja dengan skil-skil khusus. Salah satunya adalah perawat di rumah sakit luar negeri.
“Tahu tidak, jika gaji tenaga kesehatan di Jerman itu Rp 30-40 juta. Kalau saya tahu dulu, saya juga akan kerja di sana,” kata Benny saat memberikan kuliah umum dan dialog interaktif di Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) Rabu, 13 April 2022.
Karena itu, dia meminta kampus mempersiapkan calon-calon pekerja migran dengan tepat. Dengan begitu, mahasiswa bisa meraih mengambil porsi sebagai pekerja migran dengan skil dan SDM berkualitas.
Peluang dalam kompetisi persaingan global harus mampu dimanfaatkan dengan baik oleh lulusan kampus.
Benny juga menyinggung bagaimana peran Pekerja Migran Indonesia (PMI) bagi negara yang menyumbang devisa Rp 156 triliun per tahun. Nominal itu hanya kalah dari sektor migas saja.
Tepis Pandangan Miring
Pada kesempatan itu, Benny juga menepis pandangan miring soall istilah pekerja Migran yang duunya disebut dengan TKI.
Menurutnya, saat ini undang-undang perlindungan pada Pekerja Migran juga lebih kuat.
Jika dulu pekerja migran hanya terlindungi dirinya sendiri dan hanya saat berada di luar negeri, maka kini melalui UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan PMI, maka PMI diberikan perlindungan saat sebelum berangkat, saat di luar negeri maupun saat kembali Demikian juga dengan keluarganya.
Saat ini, menjelang tahun politik, maka Benny Ramdhani juga berpesan agar berhati-hati dalam mengkonsumsi informasi.
Lantaran seringkali muncul “gorengan politik” yang membenturkan dengan TKA yang ada di Indonesia.
“Ada yang menyebut banyak TKA, tenaga kerja asal China di sini. Padahal jumlahnya hanya 24 ribu. Sementara Orang Indonesia yang bekerja di China daratan, di Hongkong 160 ribu, di taiwan 280 ribu. Stop gorengan politik,” terangnya.
Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto yang hadir menuturkan, Jateng menjadi salah satu provinsi yang memiliki kualitas SDM tinggi. Sehingga kita harus menyiapkan diri untuk menghadapi persaingan global yang sudah di depan mata.
Sementara Rektor Unimus, Prof Dr Masrukhi mengapresiasi terobosan yang dilakukan BP2MI. Unimus ditantang untuk membentuk layanan pusat informasi bekerja di luar negeri.
Secara teknis, Unimus akan meningkatkan lagi kualitas pembelajaran, agar mahasiswa bisa lebih kompeten dan siap bersaing secara global. “Kami siap dan akan membuat sebuat Center untuk kegiatan tersebut,” kata Masrukhi. (*)