SEMARANG (jatengtoday.com) – Salah satu kisah yang menginspirasi dan dipercaya membawa hikmat bagi umat Islam sepanjang masa adalah ketaataan dan keihklasan Nabi Ibrahim AS.
Ibrahim adalah seorang suami yang baru dikaruniai anak di usia senja, setelah menikahi Siti Hajar, istri yang kedua. Anak satu-satunya itu adalah Ismail.
Di tengah kebahagiaan itu, Nabi Ibrahim menerima perintah Allah untuk diuji kesabaran dan keikhlasannya. Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih Ismail, putra yang teramat sangat dicintai.
Sebagai manusia, Nabi Ibrahim tentu kebingungan. Namun karena perintah itu datang dari Allah, tak sedikit pun ia ragu atau membantah. Sebagai seorang ayah, Ibrahim menyampaikan wahyu Allah itu kepada Ismail. Ismail pun menjawab bersedia.
Ujian paling berat itupun segera dijalani oleh Nabi Ibrahim, untuk menyembelih Ismail putra kesayangannya. Ketaatan Nabi Ibrahim dan kesabaran Nabi Ismail yang sangat patuh kepada Allah, membuat Allah mempersiapkan balasan yang sangat indah dan tidak terduga.
Saat penyembelihan dilakukan, Allah ternyata mengganti Ismail dengan binatang sembelihan. Beberapa riwayat ada yang mengatakan hewan pengganti itu adalah domba. Hikmah hidup Nabi Ismail selalu tergambar di balik penyembelihan hewan kurban Hari Raya Idul Adha yang diperingati umat Islam di seluruh dunia.
Si Bongsor seberat seberat 1,7 ton di Kota Semarang menjadi salah satu prosesi yang mengikuti jejak hikmah kisah Nabi Ismail. Sapi tersebut dikurbankan oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dalam Hari Raya Idul Adha 1439 Hijriyah, Rabu (23/8/2018).
“Ada 17 ekor sapi, 1 ekor kerbau dan 53 ekor kambing. Salah satu hewan kurban yang paling besar seberat 1,7 ton merupakan hewan kurban dari Bapak Wali Kota,” kata Ketua Takmir Masjid Agung Kauman Kota Semarang Hanif Ismail.
Dijelaskannya, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, memberikan empat ekor hewan kurban, terdiri atas seekor sapi dan tiga ekor kerbau yang diserahkan ke Masjid Agung Kauman Semarang. “Dari jumlah itu, dua ekor kerbau diantaranya disumbangkan ke masjid di Kelurahan Gabahan dan Kelurahan Bangetayu,” katanya.
Hendrar Prihadi mengatakan esensi Hari Raya Idul Adha adalah memetik hikmah dari kisah pengorbanan dari Nabi Ibrahim kepada putranya Nabi Ismail. “Ini bisa menjadi sebuah pelajaran berharga bersama untuk berserah kepada Allah,” katanya. (*)
editor : ricky fitriyanto