in

Rumah Pancasila Dukung Pelajaran PMP Dihidupkan Lagi, tapi Ada Syaratnya

SEMARANG (jatengtoday.com) – Pemerintah pusat berencana kembali memasukkan pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) ke dalam kurikulum pendidikan. Rencana tersebut diapresiasi Rumah Pancasila dan Klinik Hukum di Kota Semarang. Tapi ada syaratnya.

Pendiri Rumah Pancasila dan Klinik Hukum, Theodorus Yosep Parera memberi masukan. Menurutnya pendidikan seputar Pancasila yang menjadi intisari PMP jangan hanya dijejalkan kepada para siswa. Pemerintah juga harus mengajarkan cara mempraktikkan Pancasila dalam kehidupan privat maupun publik.

“Sehingga perilaku masyarakat dapat membawa untuk mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa ini,” ucapnya, Jumat (30/11/2018).

Yosep mengutip Proklamator RI Soekarno sebagai founding father bangsa, bahwa Pancasila merupakan western schouwen dari Indonesia. Artinya, cara seluruh bangsa dunia memandang Indonesia sebagai suatu kesatuan yang majemuk tetapi ingin bersatu untuk membangun bagaimana cara bertuhan yang baik, cara merawat manusia yang baik, dan cara menjaga kesatuan di antara perbedaan. Selain itu, bersatu untuk menjaga dan melestarikan warisan Tuhan berupa alam dan seisinya.

Selain itu, Pancasila juga merupakan peta jalan untuk bagaimana aparatur pemerintahan yang dipilih rakyat bersatu mendiskusikan sekaligus membuat regulasi bagaimana melayani warganya dengan baik, bergotong royong mewujudkan keadilan, keadaban, kesejahteraan dan kemakmuran bersama.

“Maka, kurikulum yang harus diberikan adalah praktik menjalankan nilai-nilai dan filosofi Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari, bermasyarakat, berpemerintahan maupun dalam lingkup privat,” terangnya.

Yosep menegaskan, Pancasila merupakan warisan pendiri bangsa sebagai peta jalan untuk menuntun seluruh orang Indonesia dalam kehidupan rumah Indonesia.

Sebab itu, Pancasila bukanlah produk Orde Baru. Pancasila adalah nilai-nilai luhur seluruh bangsa yang tergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Perilaku pemimpin Orde Baru tidak ada hubungannya dengan Pancasila. Sebab itu kita harus mengubah cara berpikir yang salah, Pancasila tidak identik dengan perilaku orang perorangan. Pancasila adalah sebuah kesamaan nilai dan tujuan dari berbagai macam bangsa lama yang sepakat bersatu dalam bingkai NKRI,” tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengusulkan kembali pelajaran PMP di lingkungan sekolah dalam rangka menguatkan nilai-nilai Pancasila sejak dini. Usulan itu disampaikan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Supriano, usai menghadiri upacara peringatan Hari Guru di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Senin (26/11/2018). (*)

editor : ricky fitriyanto

Ajie MH.