SEMARANG (jatengtoday.com) – Rumah Pancasila dan Klinik Hukum di Semarang, memberikan penghargaan kepada para atlet taekwondo yang berhasil menyabet medali di kejuaraan internasional yang diikuti 24 negara tersebut.
Untuk peraih emas diberikan uang penghargaan Rp 1,5 juta, perak Rp 1 juta dan perunggu Rp 500 ribu. Sebelumnya, Rumah Pancasila dan Klinik Hukum ini juga memberikan uang saku bagi mereka yang berangkat tanding ke Malaysia.
Mereka yang dikirim tanding di Malaysia itu totalnya 11 atlet taekwondo. Semuanya dari Dojang Great Taekwondo Community (GTC) Banyumanik Semarang. Klub ini di bawah binaan Universal Taekwondo Indonesia Profesional (UTI Pro) Jateng. Total ada 7 emas yang dibawa pulang.
Pendiri Rumah Pancasila dan Klinik Hukum, Yosep Parera, menyebut perhatian adalah yang utama, bukan besarnya nilai materi. Ini diharapkan jadi semangat anak-anak muda Indonesia untuk berprestasi di bidang olahraga. Juga bisa menjadi mata pencaharian mereka dari prestasi yang dibuat.
“Sehingga tidak terjerumus ke hal negatif seperti narkoba maupun kejahatan lain, ke depan kenakalan remaja di Kota Semarang bisa dikurangi. Itulah tujuan kehadiran Rumah Pancasila,” jelasnya, Kamis (30/8/2018).
Rumah Pancasila dan Klinik Hukum juga telah memprakarsai dengan mengirimkan surat pada awal pekan ini kepada Wali Kota Semarang dengan tembusan Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dispora) Kota Semarang. Tujuannya agar para atlet ini dapat bertemu langsung dengan Wali Kota Semarang untuk diberikan motivasi. Yosep menyebut Wali Kota sudah menyanggupi untuk menerima para atlet ini.
“Dengan motivasi ini dan dilihat oleh publik, maka anak-anak SD, SMP, SMA, yang berprestasi dalam bidang olahraga apapun akan semakin semangat untuk mengembangkan bakat dan prestasi mereka di dalam wilayah nasional, maupun wilayah Asia maupun internasional,” sambungnya.
Ditambahkan, dengan turunnya pemerintah memberikan penghargaan bagi mereka, maka silang sengketa dalam bidang-bidang olahraga yang masih terjadi di beberapa organisasi diharapkan bisa dikikis.
“Tidak atlet saya yang lebih dulu atau atlet lain yang lebih dulu atau saya yang sah dia yang sah, tidak. Tapi semuanya dinilai berdasarkan prestasi. Jadi yang paling berprestasi yang nanti kita pilih. Kita ambil. Karena apa, semua itu kan demi bendera sang saka Merah Putih bisa dikibarkan di mana saja. Bukan hanya di Indonesia tapi di Asia, hingga internasional,” terangnya. (*)
editor : ricky fitriyanto