SEMARANG (jatengtoday.com) – Pendiri Rumah Pancasila dan Klinik Hukum di Semarang, Theodorus Yosep Parera mengkritik rencana Presiden Joko Widodo rerkait rencana rekrutmen rektor asing. Sebab, jika rektor asing memimpin perguruan tinggi di Indonesia, pendidikan supremasi nilai Pancasila terancam pudar.
“Orang asing tidak paham mengenai supremasi nilai-nilai Pancasila dan budaya Indonesia. Maka tidak akan bisa menjadi rektor di sini. Mungkin, perguruan tinggi akan maju secara intelaktual, iya. Tapi maju moral, tidak. Kalau pakai rektor asing, pasti akan membuat kurikulum baru yang tidak menggunakan supremasi nilai Pancasila,” ucapnya, Selasa (22/7/2019).
Menurutnya, pendidikan yang menyimpan nilai-nilai Pancasila harus dipertahankan. Dengan nilai itu, anak didik diajak mengenal Tuhan dan merawat ciptaanNya. Baru menjaga persatuan, dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Apalagi, di era tekonologi ini, kita sangat butuh pendidikan moral. Karena tanpa dilandasi moral, teknologi bisa membunuh Indonesia,” terangnya.
Dia justru menilai, rektor dari Indonesia lah yang menjadi pemimpin perguruan tinggi di luar negeri. Karena hanya orang Indonesia yang tahu cara mendidik secara Pancasilais.
“Soekarno pernah pidato di depan PBB. Kalau dunia pakai filosofi Pancasila, kita akan menjadi dunia baru yang lebih baik. Karena Pancasila mengajarkan manusia untuk saling berbagi. Bukan berkompetisi,” tegasnya.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi berencana merekrut rektor dari luar negeri untuk memimpin sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Pada 2016 silam, wacana itu pernah muncul dan hanya menuai bully. (*)
editor : ricky fitriyanto