SEMARANG – Ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarno Putri telah mengambil keputusan untuk Pilgub Jateng, 2018 mendatang. Dia menaruh kepercayaan kepada Yaj Yasin atau Gus Yasin, putra dari KH Maimun Zubair, untuk mendampingi petahana Ganjar Pranowo untuk menjadi pemimpin Jateng lima tahun ke depan.
Ganjar menjelaskan, nama Gus Yasin tidak muncul tiba-tiba. Sudah ada dialog panjang antara PDIP dengan sejumlah tokoh agama dan ulama di Jateng. “Jateng tidak bisa sendirian. Ada permintaan dari tokoh agama dan ulama, kyai NU (Nahdlatul Ulama). Akhirnya kami bergabung. Kamis serahkan kepada partai untuk memilih, lalu ketemulah Gus Yasin,” terangnya, Minggu (7/1/2018).
Mereka pun berencana mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jateng dalam waktu dekat ini. “Akan segera mendaftar. Tinggal tiga hari lagi, tapi waktunya sedang dicarikan. Kamis udah siap,” imbuhnya.
Orang nomor satu di Jateng ini membeberkan, PDIP akan didukung parpol lain. Selain PPP, ada Partai Nasdem dan Partai Demokrat.
Pengamat Politik dan Pemerintahan dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Teguh Yuwono menilai, keputusan Megawati yang menyerahkan kursi wakil kepada parpol lain ini sangat mengaketkan. Melihat pengalaman sebelumnya, biasanya PDIP menyerahkan kedua kursi kepada kader internal.
“Ini cukup mengagetkan. Mungkin tidak hanya di masyarakat umum, juga di internal PDIP. Tidak mudah dimengerti mengapa PDIP mengambil kader PPP. Apalagi, nama Gus Yasin belum populer di Jateng. Tidak muncul juga di survei,” ucapnya.
Teguh khawatir, keputusan ini justru memecah kekuatan PDIP. Ketika posisi strategis diserahkan kepada tokoh di luar PDIP, ada kemungkinan solidaritas internal partai menurun.
“Persoalan yang dihadapi adalah bagaimana solidaritas partai bisa dibangun. PDIP harus berusaha maksimal dengan segala daya, termasuk dana, untuk membantu kandidat,” bebernya.
Karena itu, PDIP perlu segera melakukan konsolidasi. Menetralisir isu-isu yang kemungkinan akan menjadi bumerang bagi internal partai berlogo banteng moncong putih ini. “Paling tidak, satu atau dua hari kedepan sudah konsolidasi. Kalau solidaritas partai tidak segera dibangun, pasti akan menguntungkan lawan politik.” tuturnya. (ajie mh)
Editor: Ismu Puruhito