“Saya berharap bahwa Bang Fadli Zon berbesar hati untuk minta maaf. Itu akan sangat baik bagi beliau untuk saat ini,”
SEMARANG (jatengtoday.com) – Puisi politikus Partai Gerindra, Fadli Zon yang berjudul “Doa yang Tertukar” terus menuai kontroversi. Sejumlah kalangan menilai puisi tersebut menghina KH Maimun Zubair alias Mbah Moen.
Ketua Dewan Pengarah Jaringan Kyai-Santri Nasional (JKSN), Khofifah Indar Parawansa menyarankan agar Fadli Zon segera meminta maaf. Gubernur Jatim terpilih itu menilai, puisi tersebut menghina Mbah Moen yang merupakan panutan para santri.
“Saya berharap Bang Fadli Zon berbesar hati untuk minta maaf. Itu akan sangat baik bagi beliau untuk saat ini,” ujar Khofifah seusai mengikuti Deklarasi JKSN Solo Raya yang dihadiri lebih dari 4.000 kyai dan santri di GOR Sritex Arena, Sabtu (9/2/2019).
Menurut Khofifah, berpolitik itu seharusnya bisa santun. Sayangnya, selama ini konstelasi politik kerap menimbulkan benturan. Sehingga para politikus kadang mengeluarkan perkataan yang tak seharusnya diucapkan, seperti Fadli Zon melalui puisinya itu.
“Berpolitik itu seharusnya saling menghormati, bukan saling menjelekkan orang lain,” saran Khofifah.
Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) ini juga mengajak para politikus dan masyarakat untuk bersama membangun kekerabatan kehidupan kebangsaan. Secara pribadi Khofifah berharap agar Fadli Zon terbuka hatinya untuk meminta maaf.
“Bang Fadli Zon mungkin saat ini berbeda dalam aliansi politik. Kalau memang dia berkenan dan berbesar hati meminta maaf, artinya dia sosok negarawan,” ucapnya dalam orasi politiknya.
Disamping itu, Ketua Pelaksana Deklarasi JKSN Solo Raya, Muhamad Andika menambahkan, selain berkomitmen untuk memenangkan paslon Jokowi-Ma’ruf Amin dalam Pilpres mendatang, pihaknya juga akan menjadikan JKSN sebagai ajang konsolidasi.
Jadi, kata Andika, jika ada persoalan yang menyangkut dengan kyai, santri, dan persoalan lainnya negeri ini, pihaknya akan turut andil. JKSN Solo Raya akan menjadi forum umat Islam untuk mengawal keberlangsungan NKRI.
“Artinya, kami tidak hanya mempunyai hajat di dalam Pilpres, tetapi proses berikutnya juga untuk menjaga NKRI dari berbagai ancaman,” tandasnya. (*)
editor : ricky fitriyanto