in

Pihak Gereja Akui Selama Ini Kurang Srawung, Ke Depan Janji Bakal Perbaiki Komunikasi

SEMARANG (jatengtoday.com) – Pihak Gereja Baptis Indonesia (GBI) Tlogosari, di Kelurahan Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan mengakui selama ini kurang srawung (bergaul dengan masyarakat). Sehingga terjadi miskomunikasi.

“Iya, saya merasa kurang. Kurang komunikasi. Kami akui itu. Termasuk saya, sebagai pimpinan waktu (mengurus perizinan) itu tidak terjun langsung, tapi menyuruh anak-anak,” jelas Pendeta Wahyudi saat ditemui di kediamannya, Selasa (6/8/2019).

Namun, Pendeta Wahyudi selaku perwakilan GBI Tlogosari berjanji akan memperbaiki komunikasi dengan warga sekitar. Agar tidak terjadi lagi hal-hal yang kurang baik dipandang dari luar.

Apalagi, katanya, isu yang beredar selama ini lebih condong sebagai isu intoleran atau penolakan pendirian gereja dengan alasan agama. Padahal, yang dipermasalahkan lebih pada aspek legalitas.

Pihak gereja bersikukuh bahwa pembangunan harus tetap dilanjutkan karena sudah memiliki izin mendirikan bangunan (IMB) sejak 1998.

Sementara pihak warga menyebut bahwa IMB tersebut tidak sah lantaran diurus dengan cara yang tidak benar. Sehingga harus diperbarui.

Namun, Wahyudi mengaku lega karena sekarang persoalannya sudah menemui titik terang. “Di pertemuan tadi, Wali Kota menyimpulkan bahwa persoalan yang dulu nggak usah diungkit-ungkit lagi. Sekarang saatnya mencari jalan keluar,” ceritanya.

Sementara itu, Nur Aziz selaku perwakilan warga yang menolak izin pendirian gereja, mengaku lega setelah ditengahi langsung oleh Wali Kota Semarang. Bahwa pihak gereja bersedia mengurus IMB baru.

Namun, ia mengaku sedikit geram dengan beredarnya pemberitaan yang merujuk pada isu SARA. “Itu yang saya sayangkan. Mohon diluruskan. Karena kita memprotes hanya berkaitan IMB, bukan karena latar belakang agama,” tegasnya.

Di samping itu, dirinya berharap agar ke depan, pola komunikasi bisa berjalan lebih baik lagi. Sebab, selama ini banyak warga yang merasa kurang diajak bermasyarakat dengan pihak gereja.

“Kalau mereka datang dengan baik, komunikasinya baik, kami masyarakat pasti akan welcome,” tandasnya. (*)

editor : ricky fitriyanto

Baihaqi Annizar