in

Pertunjukan Yashima, Kolaborasi Kesenian Indonesia dan Jepang

SEMARANG (jatengtoday.com) – Forum Senin Legi edisi keenam mempersembahkan pertunjukan Wayang Gaga dan Kyogen di Gedung Monod Diephuis & Co, Kota Lama Semarang, Senin (19/8/2019) malam.

Pertunjukan tersebut merupakan kolaborasi kesenian lintas negara, Indonesia dan Jepang.

Dua kesenian yang memiliki akar kebudayaan, sejarah, dan latar belakang yang sangat berbeda digabung ke dalam satu panggung di waktu yang bersamaan.

Kesenian Wayang Gaga beserta instrumen musiknya dimainkan oleh komunitas wayang kontemporer. Sementara kesenian Kyogen diperankan oleh wanita berkebangsaan Jepang, Endo Minami.

Minami merupakan mahasiswi Universitas Tokyo yang juga pemain drama tradisional Jepang, yakni Noh dan Kyogen. Ia mempelajari seni tersebut di UT Kyogen Society. Minami ini kebetulan merupakan salah satu peserta Summer School di Solo baru-baru ini.

Dalam kesempatan ini, Forum Senin Legi yang digagas oleh Aristya Kuver beserta rekannya, tak hanya memberi ruang pentas Yashima (Wayang Gaga feat Kyogen), melainkan juga mendiskusikan bagaimana kolaborasi kesenian itu tercipta.

Selain pemeran Wayang Gaga dan Kyogen, ada dua pembicara lain yang menjadi pemantik diskusi. Yakni Aristya Kuver sendiri dan Dewi Saraswati S yang merupakan Dosen Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Saraswati menilai, Yashima ini adalah suatu pertunjukan langka yang patut untuk diapresiasi. “Saya merasa takjub karena tidak bisa membayangkan proses kolaborasi ini diciptakan,” ujarnya.

Apalagi, kata Saraswati, pertunjukan ini bisa begitu mudahnya dijangkau. “Kalau di Jepang, mau nonton seni Kyogen harus mikir beberapa kali. Karena di sana biayanya pasti mahal. Nah di sini malah gratis,” imbuhnya.

Salah satu pemeran Wayang Gaga, Andi alias Cartun sedikit menceritakan kronologi penciptaan itu. Andi beserta komunitasnya memang menyukai kesenian Jepang.

Pada suatu waktu, Andi dipertemukan dengan Minami yang ternyata jago kesenian. “Minami bilang kalau dirinya sedikit bisa. Kemudian dia mempertunjukkan pada kami. Dan saat itu, Minami begitu totalitas memperagakannya. Sepenuh hati,” cerita Andi.

Lantas, komunikasi antara Andi dan Minami terus dijaga. Munculah gagasan untuk melakukan kolaborasi. “Kami diskusinya hanya lewat email. Kalau latihan tatap mukanya ya cuma sehari kemarin,” beber Andi.

Aristya Kuver menjelaskan, Forum Senin Legi ini merupakan satu wadah tantangan buat seni pertunjukan. “(Kesenian) apapun, kalau berani pentas ya silakan. Kami fasilitasi,” jelasnya.

Selain pertujukan Yashima, pada pertemuan sebelumnya, Forum Senin Legi juga mempersembahkan sesuatu yang anti mainstream. Seperti stand up comedy yang ditampilkan dalam bentuk teater.

“Kalau biasanya kan stand up sendiri, nah ini nggak. Orangnya itu kemarin ya harus latihan bareng-bareng, terus bikin skrip (layaknya teater) dan lain-lain. Karena tujuan kami memang membentuk tantangan,” tandas Aristya. (*)

editor : ricky fitriyanto