in

Pembuatannya Rumit, Warga Pecinan Enggan Produksi Kue Keranjang Khas Imlek

SEMARANG (jatengtoday.com) – Hampir semua pedagang di Pasar Gang Baru, Pecinan, Kota Semarang menjajakan kue keranjang di depan tokonya. Makanan khas Imlek tersebut rata-rata hasil buatan pabrik. Masyarakat sudah enggan membuatnya sendiri.

Tumpukan kue keranjang di sebuah toko di Pasar Gang Baru, Pecinan, Semarang. (baihaqi/jatengtoday.com).

Tansioe (50), pedagang Toko 28 di Gang Baru mengatakan, proses pembuatan kue keranjang terbilang rumit. Sehingga banyak yang memilih kulakan dari pabrik daripada memproduksi sendiri.

“Ini (kue keranjang) dari Tegal. Hasil buatan pabrik. Rata-rata sekarang memang tidak mau mbuat sendiri, soalnya susah. Kalau tidak terbiasa pasti nggak kuat,” ujarnya, Senin (21/1/2019).

Tansio menjual kue keranjang hasil produksi dari Tegal dengan harga Rp 24.000 per kilogram atau Rp 6.000 per biji. Harga tersebut terbilang murah jika dibandingkan dengan yang buatan lokal. Menurutnya, kue keranjang olahan rumahan harganya mencapai Rp 40.000 per kilogram.

Menurut Tansio, dari puluhan penjual kue keranjang di sepanjang Gang Baru, hanya ada satu toko yang memproduksi sendiri, yakni Toko 131. Itu pun produksinya terbatas, hanya dijual di tokonya.

Salah seorang mantan pembuat kue keranjang, Gan Kiem Luan (76) mengungkapkan, tidak sembarang orang bisa membuat kue khas tersebut. Selain harus memiki niat menjaga tradisi leluhur, juga harus memiliki modal yang kuat, baik berupa bahan produksi dan tenaga ahli.

Luan bercerita, dirinya berhenti membuat kue keranjang karena alasan tenaga. Sejak suaminya meninggal, dia tak kuasa jika hanya membuat dengan tenaganya sendiri, Anak-anaknya juga tidak mau. Apalagi modalnya juga tidak sedikit.

“Anak-anak pada nggak mau, mending kerja lain. Padahal kalau nggak anak laki-laki nggak kuat, utamanya pas ngaduknya. Kalau tenaga perempuan biasanya hanya mbungkusin saja,” tuturnya.

Padahal, katanya, dulu setiap menjelang musim Imlek seperti ini, Luan selalu menyempatkan untuk membuat kue keranjang. Bahkan, makanan dan jajanan lain khas Imlek juga diproduksinya sendiri.

Kini di usianya yang senja, Luan hanya bisa menjual kue keranjang hasil buatan pabrik, sembari berniat untuk menjaga tradisi leluhur. (*)

editor : ricky fitriyanto

Baihaqi Annizar