SEMARANG (jatengtoday.com) — Banyaknya sampah yang berserakan di depan area relokasi Pasar Johar yang berada di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) ternyata disengaja. Sejumlah pedagang mengklaim, pembuangan sampah di lokasi tersebut sudah diizinkan oleh pemilik lahan.
Suryo (40), pedagang sembako di Pasar Johar mengaku pernah membuangnya di depan pasar. Namun, katanya, hal itu dilakukannya lantaran sebelumnya telah dianjurkan oleh pemilik lahan. Sebab, area tersebut ke depan memang akan diuruk.
“Dulu itu katane emang dibolehin, soalnya di situ juga bakalan diuruk. Nanti kan (sampah-sampahnya) bisa ditimbun tanah, jadinya kan nggak apa-apa,” ujarnya, Sabtu (20/4/2019).
Saat ini pengurukan kawasan tersebut sedang berjalan, tapi baru di bagian utara. Sementara bagian selatan, dipenuhi sampah dari pasar tadi. Mulai dari buah-buahan busuk, sayur-sayuran busuk, keranjang, kayu, hingga plastik. Sampah plastik inilah yang mendominasi.
Selain itu, pedagang juga berdalih, pembuangan di depan area pasar lebih mudah. Pasalnya, tempat pembuangan sampah (TPS) Pasar Johar lokasinya berada di pojok belakang pasar. Sehingga, ada pedagang yang merasa kesulitan dan kejauhan jika harus ke TPS tersebut.
“Saya kesusahan kalau mau membuang sampah di belakang, karena tempatnya itu jauh dari kios. Mending buang di depan aja, sekalian lewat kalau pulang, kan gampang,” celetuk Suminem (35) pedagang sayuran.
Hal senada juga diutarakan Nardi (47) pedagang buah. Dirinya mengaku kesulitan jika harus ke TPS. “Ini buah yang busuk kan tidak hanya sekilo dua kilo, kadang jumlahnya sampai karungan, kalau di bawa kebelakang kan jauh, berat juga,” tuturnya.
Sementara itu, Pengurus Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Sugiyatno mengungkapkan, pihaknya telah melarang para pedagang yang membuang sampah di depan area pasar. Namun, masih ada yang ngeyel dengan berbagai alasan.
“Kami sudah menyarankan para pedagang agar tidak buang sampah disitu lagi. Tapi kenyataannya masih banyak pedagang yang buang, terutama pedagang di Blok E,” jelas Sugiyatno saat dihubungi.
Dirinya mengaku telah mengetahui bahwa alasannya karena diperbolehkan oleh pemilik lahan. “Ya itu alesannya ketika ditanya, mandornya memperbolehkan buang sampah di situ karena nanti kawasan itu akan di timbun dengan tanah,” imbuhnya.
Meskipun begitu, dengan mempertimbangkan berbagai aspek, seperti ketidaknyamanan pengunjung karena bau yang ditimbulkan. Apalagi lokasinya berada di depan pasar, sehingga secara estetika, sangat tidak pantas.
“Kami sudah melarang agar tidak lagi membuang di situ, karena nanti jadi bau dan dipandang tidak enak,” tegasnya. Pasca ini, katanya, pihak KSM akan menyosialisasikan ulang serta memperketat pengawasan. (baihaqi)
Editor: Ismu Puruhito