SEMARANG (jatengtoday.com) – Warga Semarang berkesempatan nonton bareng pemeran Sayap Sayap Patah di Paragon XXI Semarang, Jumat (19/8/2022).
Dalam film yang diputar pukul 14.00 itu, para pemeran Sayap Sayap Patah, Nicholas Saputra, Ariel Tatum, dan Nugie hadir di tengah-tengah bangku penonton. Termasuk Gubernur Ganjar Pranowo.
Film grapan Rudi Soedjarwo ini bercerita mengenai tragedi di Mako Brimob, 2018 silam. Selain menggambarkan mengenai ketegangan pemberontakan para narapidana teroris (napiter) yang menewaskan sejumlah anggota polisi, Sayap Sayap Patah juga banyak dibubui kisah cinta.
Kampanye Deradikalisasi
Usai menonton, Ganjar mengaku terkesan dengan alur ceirta Sayap Sayap patah. Dia menilai film ini juga bisa menjadi satu bahan untuk kampanye deradikalisasi.
“Pesannya ya kita musti menjaga bangsa, musti menjaga negara, dan betul-betul masih banyak kok orang yang berprofesi dan punya dedikasi yang sangat baik kepada institusi. Contohnya mereka-mereka tadi, polisi yang punya dedikasi yang hebat. Mudah-mudahan ini bagian dari kebangkitan,” paparnya.
Menurut Ganjar, Sayap Sayap Patah dapat menjadi media pembelajaran yang bagus tentang patriotisme dan deradikalisasi.
Sebab dalam film itu digambarkan ketika seseorang salah jalan bisa bertindak apa pun dan bisa sangat kejam.
“Beberapa tokoh bisa diajak menonton bersama pelajar, bersama masyarakat, terus ada diskusi kecil. Saya kira narasumber-narasumber yang kemarin ikut kita di upacara itu bisa juga kita ajak nonton dan berdiskusi. Benarkah seperti itu ceritanya sehingga bisa melengkapi dan imajinasi orang akan makin baik, sempurna,” kata Ganjar.
Sayap Sayap Patah, lanjutnya, sangat mudah diikuti karena peristiwa itu benar-benar terbawa.
“Sangat heroik gitu ya dan kita bisa mendapatkan cerita dari layar lebar yang mungkin merekonstruksi apa yang tejadi di sana,” ujarnya.
Cerita heroik anggota Densus 88 itu, lanjut Ganjar, juga dibumbui dengan drama dan asmara IPDA Adjie (diperankan Nicholas Saputra) dan istrinya Nani (Ariel Tatum).
Pasangan itu mampu memberikan gambaran bagaimana kehidupan keluarga anggota polisi. Nani yang sedang hamil selalu dihadapkan dengan kecemasan dan ketakutan akan masa depan suaminya.
Sampai pada akhirnya seluruh kecemasan itu menjadi kenyataan karena IPDA Adjie meninggal setelah menjadi korban kerusuhan di Mako Brimob tepat saat kelahiran anak pertamanya.
“Cerita yang heroik ini dibumbui dengan cerita asmara yang selalu membuat orang yang melihat dikoyak-koyak hatinya. Tadi banyak yang meleleh juga, menangis karena si aktor yang berdedikasi sangat tinggi untuk memberantas terorisme harus meninggal dan anaknya lahir pada saat bapaknya dibunuh. Ini yang membuat orang sangat terharu,” tandasnya. (*)