“Cucu saya tidak tertolong. Kalau ibunya alhamdulillah tidak apa-apa,”
SEMARANG (jatengtoday.com) – Bencana tanah longsor kembali terjadi di Kelurahan Gajahmungkur, Kota Semarang, Kamis (8/2/2019) malam. Tepatnya di Jalan Gajahmungkur Dalam RT 1 RW IX. Kali ini, tragedi nahas tersebut menyebabkan ibu dan anak tertimbun longsor.
Sang ibu, Desti Ristiana (23), luka-luka sehingga harus dibawa ke RSUP dr Kariadi. Sedangkan anaknya, Adzcelin Nur Nafiza yang masih berumur 14 bulan akhirnya harus meregang nyawa tertimpa tembok dan atap rumah.
Pemilik rumah, Sri Sudjianti menceritakan, longsor terjadi pada malam hari sekitar pukul 21.00 seusai hujan deras mengguyur. Satu ruang kamar roboh terkena longsoran tanah. Akibatnya, anak menantu dan cucunya tertimbun longsoran tersebut.
“Saya sedang nonton TV. Tahu-tahu ada suara breg di kamar. Saat itu menantu saya sedang ngeloni cucu saya (anaknya). Mereka terkena timbunan longsor,” ujarnya seusai dari pemakaman cucunya, Jumat (8/2/2019).
Sri melanjutkan, mengetahui seluruh badan sang menantu dan cucu tertimbun tanah, lantas dia bergegas meminta tolong kepada tetangga kanan dan kiri rumahnya.
“Saat itu belum ada petugas. Evakuasi masih memakai tangan untuk mengambil tanahnya karena tidak ada alat,” imbuhnya.
Menurut Sri, Desti (anak menantunya) cepat tertangani dan langsung dibawa ke RSUP dr Kariadi. Namun, sang cucu Adzelin tak tertolong. Setelah berhasil dievakuasi, Adzelin langsung dilarikan ke RS Elisabeth, tetapi nyawa sang bayi tak dapat diselamatkan.
“Cucu saya tidak tertolong. Kalau ibunya alhamdulillah tidak apa-apa. Hanya memar. Kaki bisa digerakkan, tapi belum bisa berjalan,” jelasnya.
Koordinator Kelurahan Siaga Bencana (KSB) BPBD Kota Semarang, Mubin menerangkan, evakuasi dilaksanakan pagi hari lantaran malam hari tidak memungkinkan.
“Sekitar 50 petugas dari BPBD, KSB Kelurahan Gajahmugkur, dan Koramil terjun ke lokasi membantu mengevakuasi rumah korban,” ujarnya Mubin.
Dia menerangkan, sebenarnya malam harinya petugas juga sudah melakukan evakuasi, tapi dalam porsi kecil. Petugas sempat kesulitan saat melakukan evakuasi lantaran kondisi tanah yang lembek.
“Kami harus hati-hati, soalnya ada kemungkinan masih ada tanah yang bergerak mengingat kamar sebelah juga sudah retak-retak. Kami juga melakukan evakuasi secara manual karena lokasinya tidak memugkinkan untuk menurunkan alat berat,” jelasnya.
Diakuinya, kondisi geografis di Kelurahan Gajahmungkur memang sangat berpotensi terjadi longsor. Pihaknya mengimbau masyarakat agar selalu waspada saat musim hujan ini sehingga kerugian besar dapat diminimalisir. (*)
editor : ricky fitriyanto