in

Minyak Goreng Masih Langka saat Puasa, Awas Panic Buying!

Masyarakat juga dihimbau agar membeli minyak goreng dalam batas wajar

Sejumlah warga antre untuk membeli minyak goreng dan kebutuhan pokok saat kegiatan operasi pasar murah di Salatiga, Jawa Tengah, Sabtu (29/1/2022). Operasi pasar murah tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan minyak goreng dan kebutuhan pokok dengan harga murah. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/hp.

SEMARANG (jatengtoday.com) – Pemerintah diminta segera mengendalikan stok minyak goreng. Jika tidak, jelang bulan puasa ini bisa terjadi panic buying karena kelangkaan stok minyak goreng.

Anggota Fraksi Gerindra DPRD Jateng Jateng, David Ishaq Aryadi mengatakan kurang dari sebulan dari Bulan Puasa, stok minyak goreng masih langka di lapangan.

Hal ini jelas mengkhawatirkan. Apalagi, minyak goreng sudah menjadi kebutuhan wajib bagi rumah tangga.

“Minyak goreng masih langka. Jikapun ada, harganya juga masih tinggi. Ini harus segera diatasi dengan kepastian stok di pasar sehingga harga turun. Jika tidak, akan terjadi panic buying,” kata  David yang menjabat sebagai anggota Komisi B DPRD Jateng ini, Senin, (14/3/2022).

Harga minyak goreng normalnya berkisar Rp 14 ribu per liter. Tapi saat ini harga di pasaran bisa mencapai Rp 22 ribu per liter.

Itu pun stok di pasaran terbatas. Sehingga banyak yang mesti mengantre untuk mendapatkan minyak goreng.

Berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia, minyak goreng memiliki kontribusi yang besar. Hal tersebut karena minyak goreng merupakan salah satu barang yang dikonsumsi masyarakat setiap harinya.

Selanjutnya, pemerintah tidak bisa menyalahkan masyarakat begitu saja terkait tidak tersedianya minyak goreng di tataran konsumen. Sebagaimana pernyataan dari Kemendag yang menuding masyarakat menyetok minyak goreng di rumah masing-masing.

Hal itu justru menjadi indikasi Kemendag tidak profesional dalam menjalankan tupoksinya. Yakni mengatur ketersediaan dan distribusi minyak goreng.

“Tak perlu menyalahkan masyarakat. Itu kan tugas Kemendag untuk mengatur. Stok minyak goreng di pasar kosong, masyarakat yang disalahkan,” ujarnya.

Karena itu, dia meminta pemerintah rutin menggelar operasi pasar di banyak titik. Selain membantu masyarakat atau konsumen mendapatkan minyak goreng,  juga akan meminimalisir pihak-pihak yang ingin mendapatkan keuntungan ekonomi dengan menyetok minyak goreng.

Sementara masyarakat juga dihimbau agar membeli minyak goreng dalam batas wajar. (*)