SEMARANG (jatengtoday.com) – Total ada 7 rumah sakit di Jateng yang memberikan pelayanan gratis pemeriksaan indikasi virus corona. RSUD dr Moewardi Surakarta, RSUD dr Margono Soekarjo Purwokerto, RSUD Kelet Jepara, RSJD Surakarta, RSJD dr RM Soedjarwadi Klaten, RSJD dr Amino Gondohutomo Semarang, dan RSUD Tugurejo Semarang. Lantas bagaimana pelayanannya?
Bunga Ramadhani, salah satu mahasiswi Universitas Negeri Semarang (Unnes) mendatangi RSUD Tugurejo Semarang, Kamis (19/3/2020). Dia datang bareng tiga kawan yang sama-sama kos di bilangan Gunungpati.
Bunga tampak mengantre untuk periksa gratis indikasi corona di rumah sakit tersebut. Menunggu di deretan beberapa warga lain yang juga ingin mengecek kondisi kesehatan. Dia mengenakan masker. Merasakan keluhan batuk dan pilek.
Meski tidak merasakan demam dan sesak nafas, Bunga mengaku ingin kepastian terhadap penyakitnya. Apakah hanya flu biasa atau gejala awal corona. Apalagi, sempat bepergian ke luar Jawa, bulan lalu.
“Saya sempat pergi ke Aceh bulan lalu. Nah, sekarang saya batuk pilek, maka saya ingin memeriksakan diri,” tutur gadis berkacamata ini.
Bunga bercerita, keinginannya untuk memeriksakan diri muncul setelah mengetahui postingan di media sosial. Karena tidak ingin tertular dan menulari orang-orang di sekitarnya, akhirnya secara sukarela bersama temannya periksa.
“Ya cuma ingin memastikan saja. Kalau negatif alhamdulillah. Teman saya ada yang pilek juga, tapi ada juga yang tidak sakit terus ikut. Ya ingin tahu saja, wong kami ini tinggal satu indekos,” paparnya.
Selain Bunga, di RSUD Tugurejo saat itu juga banyak warga yang mengantre di Posko Kesehatan Covid 19. Sebut saja Abdi, lelaki ini mengaku sama sekali tidak sakit. Namun ia ingin periksa sekadar memastikan kondisi tubuhnya.
“Kalau saya sih enggak sakit, tapi kemarin dari Tegal, naik kereta. Jadi ingin tahu apakah saya tertular atau tidak,” terangnya.
Di lain pihak, Wakil Direktur RSUD Tugurejo Semarang Prihatin Iman Nugroho menyebut, sejak dibuka Poskes Covid-19, Rabu (18/3/2020), banyak diserbu warga yang ingin memeriksakan diri. Kebanyakan dari mereka mengeluh sakit flu, namun adapula yang tak bergejala, mendatangi fasilitas kesehatan tersebut.
“Kemarin ada 73 orang, hari ini kami belum tahu berapa, tapi kemungkinan lebih banyak,” jelasnya.
Dikatakan, untuk dapat mengakses layanan Poskes Covid-19, syaratnya mudah. Cukup membawa kartu identitas berupa KTP atau tanda pengenal lain. Setelah mendaftar, petugas medis akan melakukan asesmen awal, berupa pemeriksan suhu tubuh dan tekanan darah.
“Nah setelahnya ada sesi edukasi. Di sana dijelaskan tanda seseorang terkena Covid-19 atau flu biasa. Kemudian ada tahap pemeriksaan kembali sesuai asessmen awal. Lalu ditentukan apakah dia perlu dirawat atau tidak. Datang saja mulai pukul 09.00 sampai 12.00,” urainya.
Ketika warga dicurigai memiliki risiko, baik dari segi kesehatan maupun riwayat perjalanan, maka akan dimasukan ke kategori lanjut. Dijelaskan Prihatin, ada tiga kategori setelah warga melakukan asesmen, yakni menjadi Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) atau tidak termasuk keduanya.
Jika termasuk kategori ODP, maka orang tersebut akan diberi pengarahan untuk melakukan isolasi diri di rumah. Jika dimasukkan dalam kategori PDP dengan perberatan penyakit, akan dirawat pada instalasi isolasi.
“Nah jika tak termasuk keduanya (ODP dan PDP) kami berikan edukasi agar menjalani hidup sehat,” imbuhnya.
Sementara itu, Dirut RSJD Amino Gondohutomo, dr Alek Jusran menjelaskan, sudah membuka layanan pengecekan indikasi corona sejak Senin (16/3/2020) lalu. Disediakan tenaga dokter, perawat, dan penunjang untuk mengatasi indikasi.
Menurutnya, dalam posko itu pihaknya mempersilakan masyarakat, terutama yang memiliki gejala panas, batuk kering, sesak nafas, suhu di atas 35 derajat, serta habis bepergian dari daerah yang sudah pernah memiliki kasus corona.
Jika ternyata memiliki penyakit dan pernah bepergian ke daerah yang terjangkit, pihaknya akan melakukan pemeriksaan lanjutan. Pertanyaan tersebut ada dalam formulir pemeriksaan yang harus diisi warga di Posko Siaga Covid-19 RSJD.
Dikatakan, pihaknya hanya melakukan screening hingga batasan curiga. Bila ternyata memang mencurigakan, pihaknya akan merujuk ke rumah sakit rujukan untuk dilakukan swab tenggorok untuk penegakan diagnosis pasti corona.
Di posko ini warga juga akan mendapatkan edukasi seperti agar makan sehat, istirahat, dan mengurangi keluar rumah. Itu untuk memotong rantai penularan.
Di Kota Semarang, ada tiga rumah sakit rujukan yaitu RSUD Tugurejo, RSUP dr Kariadi dan RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro. “Kalau kami menemukan ada seseorang yang gejalanya mengarah ke sana akan dibawa ke salah satu rumah sakit itu. Akan kita bawa dengan ambulans yang dilengkapi APD,” ujarnya.
Adapun di posko itu, terus mengalami peningkatan kunjungan. Dari data yang dicatat, saat hari pertama buka posko ada 25 warga, hari kedua 53 orang, hari ketiga 125 orang, dan hari keempat sekitar 137 orang. “Jadi respons masyarakat bagus,” imbuhnya.
Posko beroperasi setiap hari kerja dari Senin-Kamis pukul 09.00-12.00 WIB. Pada Jumat dari pukul 09.00-11.00 WIB. Pihaknya akan terus membuka posko hingga batas waktu yang belum ditentukan atau sampai wabah ini diputuskan selesai. (sir)
editor: ricky fitriyanto