in

Masih Ada 8.640 Wanita di Jateng jadi Korban Kekerasan

SEMARANG (jatengtoday.com) – Data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jateng menunjukkan, ada 8.640 perempuan yang melapor menjadi korban kekerasan berbasis gender pada kurun waktu tahun 2015-2019. Angka itu belum termasuk kekerasan yang tidak dilaporkan.

Fenomena ini menunjukkan bahwa berbagai program perlindungan perempuan belum berjalan mulus di masyarakat. Berangkat dari hal itu, Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Jateng bersama DP3AP2KB Jateng, menggelar Kongres Perempuan Jateng di UTC Semarang selama dua hari, Senin-Selasa (25-26/11/2019).

Kongres yang mengusung tema ‘Menguatkan Kepemimpinan Perempuan untuk Mewujudkan Pemerintahan yang Demokratis, Adil, dan Sejahtera, ini diikuti sejumlah organisasi, komunitas, dan elemen terkait. Seperti organisasi lintas profesi, agama, OPD terkait, BKOW, GOW, LSM, komunitas, jurnalis, dan elemen terkait sebanyak 750 orang.

Steering Committee yang juga Kepala Bidang Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan DP3AP2KB Jateng, Dewi Indrajati menuturkan, dari kongres ini, diharapkan mampu menyusun rumusan untuk memberikan rekomendasi penyelesaian masalah perempuan saat ini.

Dikatakan, selain kasus kekerasan terhadap perempuan, masih banyak masalah yang perlu diselesaikan. “Lebih dari 50 persen perempuan kepala keluarga tidak memiliki akta nikah, 78 persen bercerai karena mengalami KDRT, 40 persen buta huruf, serta 56 persen anak mereka tidak memiliki akta kelahiran,” paparnya.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga yang jadi pembicara kunci memaparkan perspektif perempuan Indonesia dalam pembangunan. Sejumlah seminar dan diskusi tematik untuk memetakan persoalan perempuan sekaligus membuat rekomendasinya. (kom)

editor : ricky fitriyanto