in

Mahasiswi Unnes ini Lolos Jadi Anggota Dewan Termuda, Ini Strateginya

SEMARANG (jatengtoday.com) – Tak disangka, seorang calon legislatif (caleg) muda bernama Siti Rizqiyah Putri Dwi Ani (22), mampu lolos melibas sejumlah rivalnya yang telah malang melintang di dunia politik.

Mahasiswi semester 8 Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu lolos pada rekapitulasi penghitungan suara tingkat DPRD Kabupaten Rembang pada Pemilu 2019. Dia merupakan caleg dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ani sapaan akrabnya, bahkan tak percaya bisa mengalahkan caleg petahana dari PPP di Dapil 3 Rembang, yang meliputi Kecamatan Sluke.

Ani mengakui, politik adalah dunia baru yang belum lama ia tekuni. Bahkan dia tidak mengira bakal menjadi caleg dalam waktu singkat. Ternyata di balik pencalegan Ani ada sosok ternama yaitu sang Bupati Rembang.

“Pak Bupati awalnya menawarkan ke bapak saya, tapi bapak tidak berminat. Lalu saya ditawari, saya kaget, belum mau saat itu,” ungkap Ani di Kampus Unnes, belum lama ini.

Awalnya ia menolak pinangan untuk maju sebagai caleg dari PPP. Mungkin sang bupati melihat potensi Ani untuk menjadi politisi. Bahkan Ani diyakinkan bahwa sang Bupati telah meminta doa restu dan petunjuk kepada ulama kharismatik Rembang KH Maimoen Zubair, bahwa PPP di Rembang membutuhkan seorang perwakilan rakyat dari masyarakat biasa. Artinya bukan para tokoh masyarakat atau para kyai yang sudah biasa menghiasi daftar caleg dan legislatif di DPRD Rembang.

“Kata beliau harus ada perwakilan dari warga biasa, saya juga dapat masukan dari para senior partai. Ya akhirnya saya terima tawaran maju sebagai Caleg PPP di Dapil 3 Rembang,” ungkapnya.

Singkat cerita, tercatatlah Ani di Daftar Caleg Tetap (DCT). Namun bukan hal mudah bagi Ani untuk menyusun strategi ketika harus menjalani proses kampanye. Bahkan ia mengaku sempat minder saat melihat para caleg rivalnya di PPP bertengger sejumlah kyai ternama di Rembang. “Ya tentu saja minder, pengetahuan saya tentang agama masih minim,” katanya.

Namun ia kembali berpikir bahwa ini panggung politik. Masyarakat akan menilai dan memilih perwakilan rakyat. “Apalagi saat ingat pesan Pak Bupati, jika masyarakat saat ini ingin ada wajah baru yang mewakili sebagai rakyat, bukan sebagai kyai,” ujarnya.

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para sesepuh kyai, Ani pun memantapkan diri berjuang keras sebagai seorang caleg. Pertama kali, selain doa restu orang tua, strategi pertama yang dilakukan adalah meminta doa restu dari KH Maimoen Zubair. “Saya ikut dalam barisan masyarakat yang antre untuk sowan Mbah Moen.
Dari Dhuhur hingga Ashar antre, saya bersalaman sama beliau, minta doa restu maju sebagai caleg dari PPP. Alhamdulilah Mbah Moen merestui dan berkata, saya doakan semoga Rembang banyak Srikandi-Srikandi baru di PPP,” kata dia menirukan petuah Mbah Moen.

Mendapat doa dari ulama kharismatik, Ani semakin percaya diri. Ia kemudian membentuk tim sukses dari kalangan anak muda untuk melakukan “serangan” udara dan darat. “Kami menyakini strategi paling jitu adalah turun langsung di tengah masyarakat. Termasuk door to door. Karena memang saya belum dikenal masyarakat secara luas,” katanya.

Saat kampanye, bahkan banyak masyarakat tidak percaya kalau Ani maju sebagai caleg. “Mereka berkomentar, lho kok calegnya masih muda, lho kok calegnya masih kecil dan seterusnya. Seakan-akan mereka tidak percaya,” katanya.

Hal yang tak kalah memberatkan adalah statusnya sebagai seorang mahasiswa. Ia harus terpontang panting untuk membagi waktu antara kuliah dan kampanye. Ani harus harus bisa mencuri waktu untuk bisa kampanye di sela kesibukan kuliah semester 8 yakni KKN, PKL, dan skripsi. “Sabtu dan Minggu libur PKL dan KKN, saya harus bolak-balik ke dapil untuk kampanye, lalu kembali lagi ke lokasi PKL,” terang Putri dari pasangan Mohammad Ali dan Siti Naula itu.

Meski tercatat masih sangat muda, ternyata soal pengetahuan teknologi dan perkembangan zaman, dia justru lebih unggul dibanding caleg lain yang berusia jauh lebih tua. Pasalnya, ia justru menjadi rujukan di lingkup caleg dari partainya mengenai teknis Pemilu. Bahkan banyak pengurus partai dan caleg awalnya tidak memahami sejumlah istilah seperti Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN),
Form C1, Plano, dan lain-lain. “Banyak pengurus malah tanya ke saya bagaimana cara mengisinya,” katanya.

Ani mengaku terinspirasi sejumlah tokoh seperti Bung Karno, Gus Dur, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Menteri Susi Pudjiastuti. Ia mengaku sering memelajari biografi dan pemikiran sejumlah tokoh tersebut. Termasuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. “Saya sangat terkesan kutipan Pak Ganjar Pranowo yang menyatakan ‘Tuanku ya rakyat, Gubernur cuma mandat’,” katanya.

Penghitungan Pileg DPRD Kabupaten Rembang, perolehan Ani 5.616 suara membawanya untuk bersiap mengemban mandat dari masyarakat. Ia memperoleh kepercayaan untuk duduk sebagai wakil rakyat. “Saya akan fokus menjadi pelayan rakyat. Kalau boleh memilih saya ingin duduk di Komisi B yang fokus pada pertanian dan perikanan karena masyarakat Rembang strata ekonomi sosial mayoritas di situ. Kalau tidak, Komisi D yang menangani persoalan pendidikan dan sosial,” katanya. (*)

editor : ricky fitriyanto