MAGELANG (jatengtoday.com) – Performa Christian dari Costa Rica, Dora dari Hungaria, dan Widya Ayu Kusuma Banyumas di atas panggung Borobudur International Art Festival (BIAF) 2018 di Taman Lumbini, Kompleks Candi Borobudur Magelang, Jumat (7/7) malam sarat nuansa sakral. Mereka menyuguhkan karya seni bertajuk ‘The Journey of the Spirit’ yang seolah-olah sedang mencari ruh Candi Borobudur.
Koreografi yang dikemas lewat tarian tunggal seniman asal Banyumas, Widya Ayu Kusuma Wardani diiringi instrumen gitar, tabuh, dan suling Christian. Christian sesekali memang ganti alat musik yang sudah diletakkan tidak jauh dari tempat dia duduk di atas panggung. Sementara di sebelahnya, ada Dora yang melantunkan tembang-tembang bernuansa kesedihan.
Pertunjukan yang berlangsung sekitar 10 menit itu membuat penonton takjub. Semua mata terpaku di atas panggung melihat performa kolaborasi tiga seniman lintas negara tersebut.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar Jateng), Alamsyah menjelaskan, panggung BIAF 2018 memang tidak hanya diisi seniman lokal saja. Sejumlah seniman mancanegara pun berhak menampilkan seni budaya.
“Sementara ini konsepnya baru kolaborasi saja, antara seniman asing dan seniman lokal,” jelasnya di sela-sela acara.
Seniman lokal, tidak hanya dari Jateng saja. Beberapa provinsi di Indonesia pun juga diundang untuk menyuguhkan pertunjukan seni budaya. “Sebenarnya banyak sekali seniman yang pengin tampil. Tapi karena terbatasnya waktu, jadi harus dipilih beberapa saja,” terangnya.
Tingginya minat seniman yang ingin unjuk gigi itu, gelaran BIAF bakal digelar setahun sekali. “Aslinya ini BIF, Borobudur International Festival. Diselenggarakan setiap empat tahun sekali. Tapi karena animonya bagus, kemarin Pak Ganjar (Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, Red) minta BIAF digelar setahun sekali,” bebenrya. (ajie mh)
Editor: Ismu Puruhito