SEMARANG (jatengtoday.com) – Rapid Test yang diklaim dilakukan secara masif di Kota Semarang menambah ditemukannya klaster-klaster baru penyebaran Covid-19. Berdasarkan analisis perkembangan yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, penyumbang angka terbanyak justru pada tenaga kesehatan.
Artinya, banyak tenaga kesehatan yang terpapar penyebaran virus corona ini. Analisis tersebut dilakukan setelah diberlakukan Kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) Jilid III, sebelum saat ini diperpanjang dan memasuki PKM Jilid IV.
“Peningkatan Jilid III, rapid test secara massal, sehari rata-rata ada 300 hingga 500 test. Analisis sementara ini, penyumbang terbanyak pada klaster tenaga kesehatan. Baik teman-teman di puskesmas maupun di rumah sakit rujukan yang selama ini menangani Covid-19,” ungkap Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, dalam keterangan persnya, Sabtu (20/6/2020).
Jumlah Tenaga Kesehatan di Kota Semarang yang terpapar mencapai 35 orang. Sedangkan dari luar rumah sakit berjumlah 28 orang. Jumlah ini memperbanyak angka penemuan kasus Covid-19 di Kota Semarang.
“Kemudian berdasarkan tracing dari kasus-kasus yang ditemukan di bebepara pasar, tracing keluarga-keluarganya juga menyumbang angka cukup besar,” kata Hendi.
Dikatakannya, munculnya klaster tenaga kesehatan tersebut saat ini telah dilakukan penanganan. “Sebagian telah kami masukkan untuk karantina, baik rumah dinas maupun kantor diklat (tempat karantina). Rumah dinas, aula, sudah penuh. Tenda karantina sudah terpakai 30 persen, diklat dari kapasitas 100 persen sudah terpakai 35 orang, masih tersisa 65 persen,” terang Hendi sapaan akrabnya.
Dikatakannya, ada pertanyaan yang mulai khawatir, kalau kondisinya seperti ini terus maka Kota Semarang akan kehabisan tempat untuk menampung para pasien Covid-19 atau penuh.
“Jangan khawatir, justru dengan kita tahu warga Kota Semarang yang terkena Covid-19, dikarantina dan sembuh, dia tidak akan menyebarkan virus ini ke mana-mana. Persoalan nanti ruang karantina penuh, rumah sakit penuh, kita masih bisa sewa hotel, kita sudah punya anggaran untuk refocusing khusus untuk penanganan Covid-19 ini. Mudah-mudahan tidak sampai sewa hotel. Tapi kalau diperlukan, komunikasi dengan pihak hotel pun sudah ada,” ujarnya. (*)
editor : tri wuryono