in

Khairul Tak Percaya Nama Kapolda Jateng Dibawa-bawa Tersangka Mafia Skor Bola

SEMARANG (jatengtoday.com) – Tindakan tersangka kasus mafia pengaturan skor sepakbola, Priyanto, yang mencatut nama Kapolda Jateng Irjen Condro Kirono cukup mengejutkan publik.

Nama jenderal tersebut digunakan oleh Priyanto untuk meyakinkan Lasmi Indaryani, mantan Manajer Persibara Banjarnegara agar mau menyetor uang.

Kuasa hukum Lasmi, Boyamin Soiman, menunjukkan bukti percakapan melalui WhatsApp antara Lasmi dengan Priyanto. Dalam percakapan itu, Priyanto sempat menyebut nama Condro sekaligus mengirimkan foto antara tersangka lain, Johar Lin Eng, Ketua Asprov Jateng bersama Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono.

Menanggapi hal itu, kuasa hukum Johar Lin Eng, Khairul Anwar mengungkapkan ketidakpercayaannya atas pencatutan nama Condro Kirono.

“Saya juga sama dengan kuasa hukumnya pelapor, masak nama Kapolda dibawa-bawa seperti itu. Menurut saya, itu sesuatu yang impossible. Pak Johar clear tidak ada masalah itu. Saya no comment soal itu (pernyataan tersangka Supriyanto yang mencatut nama Kapolda),” kata Khairul dihubungi jatengtoday.com, Rabu (16/1/2019).

Dikatakannya, kasus yang menjerat kliennya hingga saat ini belum ada perkembangan signifikan. “Penyidik masih konsen penyempurnaan pemberkasan. Karena kalau signifikan, kami pasti diundang untuk mendampingi pemeriksaan. Selama belum ada itu, saya menganggap ini belum ada yang signifikan,” katanya.

Khairul mengaku telah melakukan pendampingan terhadap kliennya sejak awal ditetapkan sebagai tersangka. “Hanya saja perkembangan saat ini belum ada pemeriksaan lebih lanjut. Sudah diperiksa sebagai tersangka,” katanya.

Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono menanggapi enteng soal foto tersangka bersamanya. “Tiap kunjungan juga banyak masyarakat yang minta foto.” katanya.

Condro menegaskan bahwa Polri berkomitmen memberantas mafia pengaturan skor sepakbola.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi PSSI Kota Semarang, Supriyadi berharap tabir gelap dunia persepakbolaan di tanah air bisa tersibak.
“Kasus tersebut harus diusut tuntas agar kompetisi sepakbola berlangsung secara fair,” katanya.

Menurutnya, hal itu tidak bisa dibiarkan begitu saja. “Kalau hal ini dibiarkan, mana mungkin daerah yang benar-benar ingin memajukan sepakbola secara fair bisa berkembang kalau justru dihancurkan oleh oknum-oknum yang bermain di balik kompetisi,” bebernya.

Kasus ini terungkap dalam acara Mata Najwa pada 19 Desember 2018. Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono dan Manajer Persibara Banjanegara, Lasmi Indrayani, yang hadir sebagai bintang tamu dalam acara tersebut menyebut nama Johar Lin Eng. Persibara Banjarnegara membeberkan bahwa mereka sering dimintai uang supaya bisa menang. (*)

editor : ricky fitriyanto

Abdul Mughis