in

Keuangan Sulit, Koperasi dan UMKM Minta Relaksasi Kredit

SEMARANG (jatengtoday.com) – Para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Koperasi di Kota Semarang mulai mengalami kesulitan keuangan akibat terdampak pandemi. Omset UMKM cenderung menurun drastis. Sejumlah koperasi khawatir apabila nasabahnya menarik uang simpanan secara bersama-sama.

Para pelaku UMKM dan Koperasi tersebut meminta pemerintah memberikan relaksasi kredit perbankan agar bisa sedikit “menghela napas” di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil ini.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, Bambang Suranggono mengakui situasi sulit yang terjadi saat ini. Namun ia optimis bahwa kondisi ini bisa dihadapi dengan berbagai kreativitas.

“Dari jumlah 700 koperasi yang tercatat berizin di Kota Semarang, terdapat 17 koperasi mengajukan permohonan relaksasi dan strukturisasi kepada lembaga perbankan. Mereka khawatir para anggotanya menarik tabungan atau simpanan mereka,” katanya, Kamis (16/7/2020)..

Pihaknya berupaya memfasilitasi permasalahan tersebut dengan subsidi suku bunga bagi koperasi. “Harapannya ini bisa menjadi angin segar bagi kawan-kawan koperasi dan agar bisa memanfaatkan ini dengan sebaik-baiknya,” uajarnya.

Sedangkan untuk UMKM yang memiliki kredit di beberapa lembaga keuangan seperti Bank Jateng, Bank Pasar Kota Semarang, tercatat ada 90 UMKM dengan total nilai Rp 600 juta lebih. “Mereka diberikan kesempatan untuk menunda pembayaran bunga dan pembayaran pokok selama tiga bulan. UMKM bisa mengajukan permohonan. Apabila setelah tiga bulan masih dalam kondisi sulit dan dibutuhkan, maka akan diperpanjang tiga bulan lagi,” beber dia.

Menurut dia, dari jumlah UMKM yang tercatat berizin 17.654 UMKM, tercatat 1.538 UMKM yang merasa terdampak. “Dampaknya berbeda-beda, ada yang menurun omsetnya 25 persen, 50 persen, sehingga mereka merasa kesulitan untuk kegiatan operasional. Hanya sebagian kecil dari mereka yang harus menghentikan usahanya,” jelas Bambang.

Lebih lanjut, kata Bambang, UMKM yang cukup mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19 ini adalah UMKM olahan pangan. “Sedangkan UMKM yang paling terdampak adalah UMKM kriya,” ujarnya.

Pihaknya akan terus melakukan pendampingan. Terlebih bertepatan dengan Peringatan Hari Koperasi ke-73 ini dengan mengusung tema kebangkitan koperasi menjadi rumah besar kebangkitan UMKM. (*)

 

editor: ricky fitriyanto

Abdul Mughis