SEMARANG (jatengtoday.com) – Musim kemarau 2019 cukup panjang. Hal itu mengakibatkan sejumlah wilayah mengalami kekeringan. Kemarau panjang berpotensi mempengaruhi hasil produksi pangan, terutama beras menjadi berkurang.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan tahun ini akan dimulai November 2019. “Oktober ini di beberapa wilayah memang sudah ada yang turun hujan, tapi belum merata. Hanya spot-spot tertentu dan dalam waktu singkat,” kata Kepala bidang Desiminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Pusat, Hary Tirto Djatmiko, Rabu (9/10/2019).
Dia berharap, informasi tentang iklim awal musim hujan tahun ini bisa bermanfaat bagi petani untuk pengolahan tanaman pertanian. Sehingga petani bisa menentukan perencanaan waktu kalender tanam. “Kami akan terus berkolaborasi dengan kementerian pertanian maupun dinas pertanian setempat, untuk mendetailkan informasi iklim kepada para petani,” katanya.
Dengan mendetailkan informasi iklim, lanjutnya, para petani bisa mengetahui kapan berakhirnya musim kemarau tahun ini dan selanjutnya menjadi awal musim tanam. “Sehingga para petani bisa mengolah lahan pertaniannya. Secara umum, November 2019 ini adalah awal musim hujan,” bebernya.
Sementara itu, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jateng, Farid Mufti mengatakan, tahun ini musim kemarau lebih panjang. Hal itu menyebabkan masa tanam petani mundur. Dia berharap, mundurnya awal masa tanam petani tidak mempengaruhi hasil produksi pangan.
“Memang awal musim tanam, petani membutuhkan air untuk menggarap lahan pertanian. Namun pada Agustus lalu di daerah Sukoharjo dan beberapa daerah lainnya sudah ada sedikit hujan, sehingga bisa mulai masuk awal tanam,” katanya.
Dia memastikan cadangan beras saat ini masih cukup. Hasil produksi beras tahun 2018 lalu di Jateng, sebesar 8 juta ton. Tahun 2019 ini sudah terealisasi sebesar 8 juta ton dari target sebesar 11 juta ton. “Kami berharap, musim kemarau tidak mundur jauh dari November. Sehingga petani bisa persiapan untuk mulai menggarap lahan pertanian,” katanya. (*)
editor : ricky fitriyanto