SEMARANG (jatengtoday.com) – Mahasiswa diminta ikut mengambil porsi dalam kebencanaan. Karena itu, mahasiswa baru tahun ini perlu diberi pelatihan terkait kebencanaan.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), M Nasir usai memberikan kuliah umum di auditorium Universitas Negeri Semarang (Unnes), Rabu (2/1/2019). Disebutkan, hal itu sudah masuk dalam rencana induk riset nasional 2017-2045, masalah kebencanaan.
“Kami sudah punya program disaster management, sudah kami lakukan sejak 2015,” jelasnya.
Dibeberkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga sudah meminta didirikan perguruan tinggi khusus manajemen kebencanaan.
Menurutnya, kendala yang terjadi saat ini yaitu alat sistem peringatan dini yang justru dicuri orang, padahal daerah-daerah yang masuk ke cincin api harus terpantau. Meski demikian, sudah banyak daerah yang menurun tingkat kebencanaannya.
Karena itu, Kemenristekdikti akan memberikan pengetahuan terkait mitigasi bencana kepada mahasiswa baru berupa pelatihan. Untuk saat ini, sudah ada pelatihan terkait bela negara, wawasan kebangsaan, dan anti korupsi. Masalah kebencanaan akan dimasukkan berupa pelatihan.
“Bentuknya pelatihan pada mahasiswa baru. Tapi yang tanggap bencana belum diwajibkan, ini pilihan bagi semua perguruan tinggi,” tegasnya.
Terkait program studi soal kebencanaan, sudah ada Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Aceh yang mengajukan. Sedangkan BNPB mengajukan pendirian perguruan tinggi khusus majemen kebencanaan.
“Yang mengajukan prodi sudah ada Syiah Kuala, Riau juga soal asap, Palembang juga. BNPB ingin ajukan perguruan tinggi di bidang kebencanaan,” jelasnya. (*)
editor : ricky fitriyanto