in

Indische Parade di Festival Kota Lama Dipadati Ribuan Pengunjung

SEMARANG (jatengtoday.com) – Indische Parade yang merupakan puncak dari Festival Kota Lama 2019nberlangsung, Minggu (22/9/2019) sore. Kegiatan yang dipusatkan di Jalan Letjen Suprapto tersebut dihadiri ribuan penonton.

Pantauan di lokasi, ada berbagai atraksi yang disuguhkan. Seperti atraksi seni budaya, komunitas transportasi antik, beragam busana akulturasi Kota Semarang, dan masih banyak yang lainnya.

Indische Parade diawali dengan penampilan tari Jawa, kemudian dilanjut tari China, Arab, dan Belanda. Masing-masing lengkap dengan busana khas negara-negara tersebut.

Saat acara berlangsung, sejumlah jalan ditutup. Utamanya Jalan Letjen Suprapto yang merupakan lokasi utama. Panggung acara didirikan di sebelah Gedung Marba atau seberang Taman Srigunting.

Kepadatan penonton terlihat mengular di sepanjang jalan. Salah satu penonton dari Kabupaten Pati, Farisa Rosalia (21) mengaku takjub dengan parade yang ditampilkan. Dia sengaja menyempatkan datang jauh-jauh dari kampungnya setelah mendapat kabar dari rekan yang tinggal di Semarang.

“Sebenarnya sudah dari kemarin-kemarin mau ke sini, tapi baru kesampaian sekarang,” jelas Farisa yang datang bersama tiga rekannya.

Hal serupa juga dikatakan Lusia Ani (46) warga Kelurahan Tambangan, Mijen, Semarang. Meskipun dia warga Semarang, baru kali ini datang ke Festival Kota Lama.

“Nyesel dari kemarin nggak lihat, padahal bagus banget gini. Puas pokoknya. Terhibur. Sekarang banyak kegiatan di sini, jadi semakin terkenal,” ujar Lusia yang juga peserta Line Dance pada festival ini.

Terpisah, Panitia Festival Kota Lama, Jessie Setiawati mengungkapkan, festival pada tahun ini digelar selama 11 hari, (11-22/9/2019).

Menurutnya, meskipun Indische Parade pada sore ini menjadi kegiatan puncak, tetapi masih ada rangkaian kegiatan lain hingga pukuk 22.30.

Kegiatan tersebut adalah Line Dance di dekat Jembatan Berok, Panggung Sketsa Musik di Jalan Kepodang, VVIP Dinner di Gedung Marabunta, serta Clossing Ceremonial di Sayangan. (*)

editor : ricky fitriyanto

Baihaqi Annizar