in

Ikut Terdampak Pandemi, Guru Ngaji Diusulkan Dapat Bantuan

SEMARANG (jatengtoday.com) – Kegiatan keagamaan banyak yang vakum selama pandemi corona. Termasuk belajar mengaji yang biasa dilakukan di mushola atau masjid di daerah-daerah. Praktis, guru ngaji yang biasa mendapatkan imbalan seikhlasnya dari warga, kini tak berpenghasilan.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Komisi C DPRD Jateng, Hendri Wicaksono, Senin (11/5/2020). Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini pun mengusulkan agar guru ngaji mendapat bantuan sosial. Termasuk para mubaligh, guru madrasah, kiai di kampung-kampung, dan marbot masjid.

Menurutnya, selama ini mereka ikut membantu pemerintah dalam menenangkan masyarakat menghadapi situasi seperti saat ini.

“Sejauh ini mereka sudah banyak berkontribusi bagi banyak pihak, mulai dari memberikan pemahaman soal ibadah hingga seterusnya,” jelasnya.

Mereka juga tidak punya gaji ketika memberikan sumbangsih terkait kegiatan keagamaan. “Oleh karenanya, sudah saatnya pemerintah memikirkan mereka selama pandemi berlangsung,” imbuhnya.

Dari catatannya, total ada 171.131 guru ngaji, madin, dan TPQ di Jateng. “Memang, mereka mendapat dana insentif dari Pemprov Jateng. Tapi dengan kita juga ingin mereka masuk dalam penerima bantuan. Karena bagaimana pun keberadaan mereka juga ikut kena dampak,” terangnya.

Menurutnya, anggaran besar yang dikucurkan dalam penanganan corona jangan sampai sia-sia, mubazir, tidak tepat manfaat, dan tidak tepat sasaran.

“Anggaran juga harus akuntabel. Dapat dipertanggungjawabkan sesuai aturannya, tidak terjadi duplikasi anggaran, dan betul- betul dibelanjakan sesuai kebutuhan rakyat,” tandasnya. (*)

editor: ricky fitriyanto