in

Indonesia Menuju Fase Endemi Covid-19, Angin Segar bagi Pengusaha

Dengan penetapan status endemi pada pertengahan Maret 2022 diharapkan pelaku usaha dapat memanfaatkan momentum bulan Ramadan dan Idul Fitri untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat.

Ilustrasi. Seorang warga berjalan di jalur pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (28/2/2022). (antara foto/aprillio akbar)

JAKARTA (jatengtoday.com) – Kalangan pengusaha menyambut rencana pemerintah yang akan mengubah status pandemi Covid-19 menjadi endemi karena diharapkan akan menggairahkan kembali berbagai aktivitas perekonomian ke arah normal.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang mengatakan, pelaku usaha siap menjalankan status endemi dengan aturan protokol yang ditetapkan pemerintah.

“Pelaku usaha menunggu keputusan pemerintah kapan status endemi akan diberlakukan. Pengusaha berharap status endemi ini dapat ditetapkan pertengahan Maret 2022 agar pelaku usaha dapat memanfaatkan momentum bulan puasa dan Idul Fitri,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (8/3/2022).

Baca Juga: PPKM Jawa-Bali Dilonggarkan, Tujuh Daerah Masih Level 4

Sarman menuturkan dengan penetapan status endemi pada pertengahan Maret 2022 diharapkan pelaku usaha dapat memanfaatkan momentum bulan Ramadan dan Idul Fitri untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat dan kesempatan untuk meningkatkan omzet dan profit guna memperkuat arus kas yang dua tahun ini sangat sekarat.

Ia menilai jika momentum Ramadan dan Idul Fitri tahun ini dapat dimanfaatkan secara maksimal, maka akan berpotensi memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 karena dipastikan akan mampu menggenjot konsumsi rumah tangga yang signifikan.

Demikian pula gairah ekonomi akan tumbuh dan perputaran uang akan meningkat dan mengalir dari kota ke daerah. “Terlebih jika masyarakat diizinkan untuk mudik ke kampung halaman, akan lebih mempercepat pertumbuhan ekonomi di daerah yang akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia DKI Jakarta itu mengungkapkan pandemi Covid-19 yang melanda selama dua tahun terakhir menyebabkan tersendatnya aliran uang ke daerah saat Idul Fitri akibat pembatasan dan larangan mudik.

Seiring dengan proses pemulihan ekonomi yang terjadi, dan keuangan masyarakat juga sudah mulai membaik, maka mudik tahun ini diperkirakan akan mampu mendorong uang mengalir dari kota ke daerah semakin besar.

“Jika ini menjadi kenyataan maka target pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2022 yang dipatok pemerintah di kisaran 5 persen-5,5 persen akan dapat tercapai,” katanya.

Sarman juga mengingatkan agar pemerintah sudah harus menyiapkan skenario antisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi, utamanya terkait konflik Rusia-Ukraina dan dampaknya yang akan mempengaruhi harga minyak dunia, harga komoditi dan pangan.

Kehati-hatian

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro menyatakan perlu pertimbangan dan kehati-hatian dalam membuat strategi agar negara bisa memasuki fase endemi.

“Strategi dari pandemi ke endemi ini perlu sesuai dengan arahan presiden. Harus dipertimbangkan dengan penuh kehati-hatian,” kata Reisa dalam Siaran Sehat bertajuk “Siapkah Indonesia Menuju Endemi”, Senin (7/3/2022).

Menurut Reisa, strategi yang diterapkan untuk menuju fase endemi tidak boleh hanya melihat dari sisi kesehatan maupun ilmu pengetahuan saja. Semua strategi yang dibuat butuh pertimbangan lebih lanjut dengan turut memperhatikan sisi sosial, budaya hingga ekonomi agar dampak yang terjadi dari keputusan itu bisa bersifat imbang dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat.

“Harus imbang antara aspek kesehatan, sosial dan ekonomi. Jadi hasil keputusan di Indonesia bisa lebih baik dan tepat. Itu yang kita harapkan,” kata Reisa yang juga Duta Adaptasi Kebiasaan Baru tersebut.

Peta Jalan

Reisa menyebut bila pemerintah sudah menyiapkan peta jalan untuk melakukan normalisasi dalam aktivitas masyarakat melalui kebijakan pengendalian virus.

Peta jalan itu akan membantu negara melakukan transisi menuju endemi secara bertahap dan menjaga angka keterisian rumah sakit, juga kematian tetap pada level yang rendah.

Untuk mencapai endemi, pemerintah Indonesia juga tidak hanya mengandalkan peta jalan itu saja, tetapi juga gencar memperluas cakupan vaksinasi Covid-19, khususnya dosis lengkap dan penguat, juga memperkuat sistem pelacakan.

Baca Juga: Mulai Hari Ini Masuk Bali Tak Perlu Karantina

“Sejalan dengan sejumlah negara yang sudah melakukan pencabutan pembatasan Covid-19 dengan berbagai pendekatan, transisi dari pandemi jadi endemi ini juga perlu dilakukan secara bertahap,” kata Reisa.

Peta jalan itu juga disusun dengan berbagai pertimbangan dan kehati-hatian yang tidak hanya terpaku pada kesehatan dan ilmu sains, namun juga melihat dari berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat seperti sosial, budaya juga ekonomi.

Di sisi lain, Reisa menyoroti agar dapat memasuki masa endemi cakupan vaksinasi hingga peningkatan kapasitas sistem pelacakan juga harus ditingkatkan.

Walaupun demikian, kata dia, pemerintah tidak akan bisa bergerak sendiri. Butuh bantuan dan kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat agar transisi yang dilakukan secara bertahap pelan-pelan dapat berhasil. (ant)

Tri Wuryono