SEMARANG (jatengtoday.com) – Kejadian konyol terjadi di Puskesmas Srondol Semarang. Layar tulisan berjalan atau running text di puskesmas tersebut mendadak bikin pengunjung dan pasien yang hendak berobat bengong.
Pasalnya, running text yang biasanya bertulis berbagai informasi pelayanan dan program kesehatan, seketika berganti dan muncul tulisan ajakan memilih pasangan Capres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Tidak hanya itu, pengunjung juga dibikin geli dengan munculnya tulisan ajakan untuk berhenti mengikuti atau unsubscribe YouTuber Atta Halilintar.
Di layar running text puskesmas tersebut tertulis “hacked by: Sir.Kz0L|-L4EFY-| Ha Ha in Your System :v Pilih No. 2 PRABOWO SUBIANTO-SANDIAGA UNO,”
Tulisan tersebut muncul pada Senin (4/3/2019), yakni kurang lebih sejak pukul 08.30 hingga 09.00. Kehebohan running text tersebut menyebar luas setelah seorang netizen mengunggahnya di media sosial.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyakini ada pihak yang tidak bertanggungjawab berusaha mengganggu pelayanan.
“Saya juga enggak paham ini, Puskesmas Srondol kenapa ada orang yang ngehack running text di puskesmas,” kata Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi, Selasa (5/3/2019).
Pihaknya mengaku telah melakukan investigasi terkait running text Puskesmas Srondol tersebut. “Kepala Puskesmas sudah kami investigasi, dia mengatakan bahwa ini bukan dilakukan orang dalam, Pak. Tapi murni dilakukan oleh orang atau pihak lain untuk mengganggu running text puskesmas tersebut. Saya bilang, ya sudah klarifikasi saja di media, medsos, supaya masyarakat paham bahwa ini bukan kerja pemerintah. Ada orang iseng dari pasangan lain yang coba mengganggu kinerja pemerintah,” katanya.
Apakah akan ditindaklanjuti ke ranah hukum? Hendi menegaskan bahwa pihaknya belum berpikiran untuk membawa ke ranah hukum.
“Untuk ke persoalan hukum, saya rasa enggak lah, buang-buang energi. Tapi kalau sudah kebangeten, masif di mana-mana, baru kami laporkan ke polisi. Ini sih cuma satu. Saya anggap saja ini kelalaian petugas puskesmas,” katanya.
Lebih lanjut, kata Hendi, running text tersebut diubah oleh hacker yang iseng. “Buat kami yang terpenting adalah kinerja pelayanan tetap berjalan dengan baik, masyarakat tahu itu bukan kinerja aparat pemerintah,” katanya. (*)
editor : ricky fitriyanto