SEMARANG (jatengtoday.com) – Kalangan dewan meminta Pemprov Jateng mempertahankan produksi pangan, terutama beras. Sehingga, dalam pembahasan APBD 2020 harus fokus mengawal keseriusan menganggarkan sektor pertanian lebih banyak lagi.
Selama ini, Jateng disebut-sebut sebagai lumbung beras nasional. Karena banyak kabupaten menjadi sentra beras, provinsi ini bisa surplus beras.
Karena itu, di Hari Pangan Sedunia 16 Oktober ini, DPRD Jateng mengingatkan pemprov agar tidak terlena. Sekretaris Komisi B DPRD Jateng, Muhammad Ngainirrichardl mengatakan dewan sepakat dengan misi Gubernur Ganjar Pranowo, yang menjadikan provinsi ini sebagai lumbung pangan nasional. Tapi, beberapa aspek harus diperhatikan dalam mewujudkan keinginan tersebut.
Salah satu yang harus diperhatikan adalah peningkatan anggaran di sektor pertanian. “Pertama, saya kira kita harus memastikan bahwa tanah yang kita miliki terutama tanah pertanian itu betul-betul untuk mendukung ketahanan pangan,” paparnya, Rabu (16/10/2019).
Karena itu, lanjutnya, lahan pertanian harus dihitung betul. Selain itu, dukungan anggaran juga tak boleh ketinggalan. “Saat ini, anggaran di sektor pertanian kita masih kecil dibanding yang lain. Sehingga, harus dibarengi dengan anggaran yang memadai,” bebernya.
Pihaknya juga mendorong pemerintah lebih aktif lagi melibatkan pemuda di sektor pertanian. Terlebih lagi, menciptakan banyak petani milenial yang melek akan teknologi pertanian.
“Ini tentunya bagus bagi kemajuan pertanian Jawa Tengah, jika para pemudanya ikut terlibat aktif mengelola sawah,” jelasnya.
Gubernur Ganjar Pranowo menjelaskan, pemprov tidak henti-hentinya memberikan perhatian terhadap sektor pertanian. Sebab, pertanian dan pangan harus menjadi juara dunia. Sehingga, produktivitas dan kapasitas hasil pertanian terus didorong semakin berkualitas dan kontinyuitas.
“Seluruh tanaman pangan setidaknya kita akan bisa menyiapkan pertanian kelas dunia, sehingga nantinya Jawa Tengah ini bisa mendapatkan satu kualitas produk pertanian yang memang hi-quality,” jelasnya. (*)
editor : ricky fitriyanto