SEMARANG (jatengtoday.com) – Kursi kosong di SMA/SMK negeri di Jateng tembus 4.825 kursi. Paling banyak di wilayah 9, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, dan Kebumen. Di sana, kursi kosong mencapai sekitar 500 kursi. Disusul wilayah 10, Banyumas dan Cilacap sekitar 400 kursi. Sementara di Kota Semarang, tidak ada yang kosong.
Kabid SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Syamsudin Isnaini menuturkan, 4.825 kursi kosong ini diarahkan dapat diisi calon siswa dari warga kurang mampu. Terutama mereka yang berisiko tidak bisa melanjutkan sekolah karena faktor ekonomi.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan camat, kades, dan kelurahan untuk mendata warga. Sebab masih banyak warga di wilayah pedesaan, yang memang tidak ada rencana melanjutkan sekolah ke jenjang SMA/SMK karena karena faktor biaya. Sehingga berpotensi menambah jumlah angka tidak melanjutkan dan pada akhirnya berpengaruh terhadap upaya peningkatan IPM pada dimensi lama sekolah.
“Itu yang akan kami tampung untuk mengisi kekurangan kursi,” jelasnya.
Selain itu, kursi kosong ini juga diprioritaskan bagi calon siswa yang tinggal di wilayah tanpa ada SMA/SMK negeri. Dia mencontohkan di daerah Singorojo, Kabupaten Kendal.
“Di sana, jarak SMA/SMK negeri paling dekat 5 kilometer. Saat PPDB kemarin, tidak ada yang bisa masuk karena kalah zonasi,” ucapnya.
Pencarian siswa pengisi kursi tersebut hanya hingga Jumat (17/7/2020) mendatang. Ini untuk mengejar tahun ajaran baru yang sudah dimulai 13 Juli 2020 lalu.
“Kami tidak menargetkan 4.000 an kursi kosong itu bisa terisi semua,” tandasnya.
Kabid SMK Disdikbud Jateng, Hari Wulyanto menambahkan, porsi 4.825 kursi kosong ini hampir merata antara SMA dan SMK. “SMA sekitar 2.300 an, kalau SMK 2.400 an,” terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, 4.825 kursi kosong tersebut karena ada yang mengundurkan diri sebanyak 2.981 orang, pembatalan dari proses verifikasi 226 orang, dan 1.578 kursi tidak terisi dari proses PPDB. (*)
editor: ricky fitriyanto