SEMARANG (jatengtoday.com) – Robohnya Aula SMKN 1 Miri, Kabupaten Sragen menjadi warning bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng. Dalam waktu dekat ini, Disdikbud diminta keliling untuk memastikan bangunan sekolah, terutama SMA, SMK, dan SLB negeri agar tidak ambruk lagi.
Apalagi, sejumlah daerah sudah memasuki musim penghujan disertai angin kencang. Praktis, bangunan yang sudah rapuh, dikhawatirkan tidak akan bertahan menghadapi cuaca ekstrim tersebut.
“Yang paling menjadi perhatian adalah keselamatan anak-anak. Maka inventarisir ini urgent dan mendesak, mumpung saat ini intensitas hujan belum tinggi,” ucap anggota Komisi E DPRD Jateng, Yudi Indras Wiendarto, Kamis (21/11/2019).
Dalam pengecekan bangunan, lanjutnya, pihak sekolah bisa saja menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di wilayah setempat atau ahli bangunan. Hal itu untuk mengetahui kondisi riil dan mengukur kekuatan bangunannya.
“Selain itu, siswa harus diberi pemahaman bagaimana menghadapi bencana. Karena banyak wilayah di Jateng ini rawan bencana. Nah ini harus disosialisasikan dan bisa juga disimulasikan bagaimana menghadapinya,” jelas Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jateng ini.
Terkait 22 siswa SMKN 1 Miri yang menjadi korban robohnya aula sekolah, Yudi meminta dinas menanggung pembiayaan penyembuhannya. Hal itu demi meringankan beban orang tua dan memberikan rasa nyaman pada siswa, karena kejadian berada di lingkungan sekolah.
Untuk pembangunan gedung yang roboh, Yudi berharap, bisa menggunakan dana rehab dan rekon serta bekerjasama dengan BPBD Jateng.
Seperti diketahui, aula SMKN 1 Miri Sragen ambruk pasca diterjang hujan deras dan angin kencang pada Rabu (20/11/2019). Akibat peristiwa itu, sebanyak 22 siswa mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
Awalnya, para siswa melakukan praktik di luar kelas. Karena tiba-tiba hujan turun, siswa-siswi tersebut kemudian berteduh di aula sekolah.
Tapi karena hujan deras disertai angin kencang, aula yang menjadi tempat berteduh tersebut ambruk. Sebanyak 22 siswa menjadi korban, namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. (*)
editor : ricky fitriyanto