in

Digelar di Kota Lama, Festival Literasi patjarmerah Tawarkan Diskon hingga 80 Persen

SEMARANG (jatengtoday.com) – Festival Kecil Literasi dan Pasar Buku Keliling Nusantara, patjarmerah di Kota Lama Semarang resmi dibuka, Jumat (29/11/2019). Kegiatan tersebut bakal berlangsung hingga 8 Desember mendatang.

Ada berbagai rangkaian kegiatan. Salah satunya adalah pasar buku di Gedung Soesmans Kantoor. Salah satu inisiator patjarmerah, Windy Ariestanty mengungkapkan, terdapat lebih dari 1 juta buku yang dipamerkan dan diperjualbelikan.

“Harga buku-buku di pasar buku patjarmerah cukup terjangkau dan kompetitif. Bahkan ada potongan harga hingga 80 persen,” ucapnya.

Menurut Windy, patjarmerah menggandeng lebih dari 100 penerbit nasional, baik arus utama maupun independen. Jenis bukunya juga beragam, mulai dari buku fiksi, nonfiksi, buku anak, hingga buku penunjang pelajaran.

Dia menambahkan, tema utama patjarmerah di Kota Lama Semarang ini adalah ‘Sang Pembelajar – Kami yang Menolak Lupa’. Tema ini dipilih karena Semarang adalah salah satu pusat kebangkitan kaum terpelajar sejak zaman kolonial dulu.

“Semarang adalah kota penting yang kami singgahi. Semarang memberi spirit belajar terus menerus seperti yang pernah dicatat sejarah,” papar Windy.

Sebelum ke Semarang, patjarmerah telah memulainya di Jogjakarta, Malang, dan Jakarta. Jika dilihat, antusiasme pengunjung di kota-kota sebelumnya sangat tinggi.

Diperkirakan, kegiatan di Kota Semarang juga tak kalah ramai. Salah satu penjaga buku patjarmerah, Ega Laura mengungkapkan, di hari pertama ini sudah banyak pengunjung yang datang.

“Sejak buka dari jam 9 pagi tadi sampai sore ini sudah ada ratusan pengunjung. Macem-macem juga yang datang, ada ibu-ibu, anak-anak, bule juga,” ungkap Ega.

Sementara itu, salah satu pengunjung, Heri Jumadi (19) mengaku sengaja menyempatkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk melihat pasar buku ini. Dia sedang mencari buku-buku terkait sejarah.

“Iya, lagi cari-cari. Kalau tak lihat, harganya lumayan murah sih. Semoga nanti dapat diskonan,” tandas warga Kelurahan Purwodinatan, Semarang Tengah tersebut. (*)

 

editor : ricky fitriyanto