SEMARANG (jatengtoday.com) – Sejumlah kawasan di Kota Semarang masih menyisakan persoalan kumuh. Salah satunya deretan bangunan liar di bawah kolong jembatan Jalan Arteri depan Tambaklorok Semarang.
Di sepanjang kawasan tersebut terdapat berbagai bangunan ilegal baik permanen maupun semipermanen. Sejumlah bangunan digunakan untuk berbagai macam tempat usaha dan hunian.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fajar Purwoto mengatakan akan segera dilakukan penertiban. Hal itu untuk mengurangi kawasan kumuh agar lebih tertata. Apalagi kawasan tersebut akan dijadikan Kampung Wisata Bahari Tambaklorok.
“Bangunan liar tersebut banyak berupa bedeng. Tentunya itu sangat mengganggu keindahan lingkungan,” katanya.
Dikatakannya, ada berbagai aktivitas usaha warga di sejumlah bangunan liar tersebut. Diantaranya usaha bengkel, cuci motor, toko kelontong, hingga onderdil kendaraan. “Kami akan koordinasi dengan sejumlah dinas terkait untuk melakukan pembongkaran. Kemudian juga menawarkan tempat pengganti,” katanya.
Tempat pengganti tersebut, lanjut Fajar, berlaku bagi pedagang yang berjualan maupun penghuni bangunan liar di kawasan tersebut. “Kami akan carikan lapak pengganti. Bagi penghuni yang tinggal di kawasan itu akan kami carikan rusunawa,” katanya.
Penataan kawasan tersebut, lanjut Fajar, telah menjadi program Pemkot Semarang untuk mendukung pembangunan Kampung Wisata Bahari Tambaklorok secara menyeluruh. “Kawasan Tambaklorok nantinya juga dilengkapi pusat kuliner dengan menu serba ikan laut,” katanya.
Sesuai rencana, lanjut Fajar, penertiban bedeng atau bangunan liar tersebut akan dilaksanakan setelah Lebaran 2019 mendatang. “Saat ini kami sedang koordinasi untuk menyiapkan pelaksanaan,” katanya.
Lebih lanjut, kata dia, lokasi di bawah jembatan Arteri depan gerbang Tambaklorok tersebut akan dilakukan penataan taman. “Nantinya diberi pagar agar tidak ditempati oleh warga lagi,” katanya. (*)
editor : ricky fitriyanto