SEMARANG (jatengtoday.com) – Pendataan terhadap kasus Covid-19 di Indonesia terus dilakukan. Setiap hari, pemerintah daerah, pemerintah provinsi, hingga pusat selalu memperbarui data melalui situs yang sudah dibuat.
Namun, kadang data yang dirilis berbeda-beda. Seperti data Covid-19 Kota Semarang yang diupdate pada situs siagacorona.semarangkota.go.id berbeda dengan yang dirilis di corona.jatengprov.go.id milik Pemprov Jawa Tengah.
Data yang disampaikan memuat jumlah kasus positif Covid-19, jumlah kasus kematian dan kesembuhan, hingga jumlah orang dalam pemantauan (ODP), dan pasien dalam pengawasan (PDP).
Berdasarkan pengamatan pada Selasa (14/4/2020) pukul 17.30, data pada situs milik Pemkot Semarang menunjukkan kasus positif Covid-19 di kota tersebut mencapai 113 orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 64 orang masih dalam proses pengobatan, 18 orang sudah meninggal dunia, dan 31 orang dinyatakan sembuh.
Namun, data di situs milik Pemprov Jateng menyebut bahwa jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Semarang totalnya hanya 107.
Rinciannya, 73 orang masih dalam proses pengobatan. Yaitu di RSUP dr Kariadi (40), RSUD KRMT Wongsonegoro (9), RS Elisabeth (8), RS Telogorejo (6), RST Bhakti Wira Tamtama (5), RS Sultan Agung (2), RS Columbia Asia (1), RSUD Tugurejo (1), dan RS Panti Wilasa (1).
Kemudian 17 orang meninggal dunia. Sebelumnya para pasien dirawat di RSUP dr Kariadi (8), RSUD KRMT Wongsonegoro (4), RS Columbia Asia (3), dan RS Telogorejo (2).
Serta, 17 orang dinyatakan sembuh. Awalnya dirawat di RSUD KRMT Wongsonegoro (8), RS Elizabeth (3), RSUD Tugurejo (2), RS Telogorejo (2), RS Columbia Asia (1), dan RSUP dr Kariadi (1).
Sehingga, tampak jelas perbedaannya. Jumlah pasien Covid-19 yang masih dalam pengobatan selisih 9 orang (lebih banyak data provinsi). Kemudian data yang meninggal selisih 1 orang (lebih banyak Pemkot), serta data yang sembuh selisih 14 orang (lebih banyak Pemkot).
Padahal data tersebut dilihat pada waktu yang bersamaan. Bahkan, perbedaan data ini sudah terjadi lama, dari awal pendataan dilakukan.
Dinkes Semarang akui Perbedaan
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang M Abdul Hakam mengakui adanya perbedaan data miliknya dengan Pemprov Jateng. Hal ini terjadi karena strategi pengelolaan datanya berbeda.
Menurutnya, selama ini Pemprov Jateng mengambil data dari Litbangkes Jakarta, Salatiga, atau Yogyakarta, kemudian langsung diinput ke dalam data situs Covid-19 milik provinsi.
Sementara Pemkot Semarang melalui Dinkes Semarang melakukan verifikasi ke lapangan terlebih dahulu. Apakah data pasien yang sudah keluar dan rumah sakit yang merawatnya sudah benar atau belum.
“Ini kami lacak. Sehingga pasti akan beda. Karena strategi atau caranya menginput data juga berbeda,” ungkapnya.
Dia mengaku sudah berusaha berkomunikasi dengan programer Pemprov Jateng. “Kami itu sebenarnya maunya mereka (Pemprov) cukup mengambil data kami saja, jadi jangan input sendiri data dari Litbangkes,” imbuhnya.
Sehingga, kata Hakam, data Pemkot Semarang dan Pemprov Jateng sinkron, kuncinya ada di programer situs Covid-19.
“Kalau programer Pemprov Jateng sedikit menurunkan ego dan kami mau mengikuti programer dari provinsi, sama-sama mau berkolaborasi, sebenarnya bisa,” tandasnya. (*)
editor: ricky fitriyanto