SEMARANG – Setelah dua pekan berkeliling Jawa Tengah, Gubernur Jateng nonaktif Ganjar Pranowo memilih refreshing dengan gowes keliling Kota Semarang, Kamis (8/3/2018). Di Pasar Karangayu, Ganjar mendapat hadiah cubitan dari seorang pedagang ikan asin.
Perempuan itu bernama Hikmah (35). Melihat Ganjar dan isterinya tiba di muka pasar, ia langsung berlari meninggalkan dagangannya. Ia menerobos puluhan pedagang yang mengerumuni Ganjar. Begitu dekat, Hikmah mencubit dua pipi Ganjar dengan kedua tangannya.
“Hiihh.. gemes aku pak ganjaaar,” katanya setengah berteriak.
Tingkah Hikmah kontan membuat Ganjar kaget. Belum sempat Ganjar mengidentifikasi siapa yang mencubit pipinya, Hikmah sudah berlari menghilang.
Nah, rupanya Ganjar yang berjalan masuk ke pasar malah sampai di depan lapak Hikmah. “Lho tiwas tadi lari-lari kok sampai sini juga. Saya yang tadi nyubit pak hehe,” katanya.
“Oalaah sampeyan to, lha ngopo kok njiwit-njiwit,” kata Ganjar.
“Gemes pak, semoga anak saya nanti ngganteng, putih, duwur, kayak pak Ganjar,” kata Hikmah yang mengaku sedang ikut program hamil itu. Reaksi Hikmah membuat Ganjar dan para pedagang tertawa.
Warga Jalan Kencono Wungu Tengah, Semarang Barat itu mengaku nge-fans berat dengan Ganjar. Terlebih, kedatangan Ganjar dengan istrinya, Siti Atiqoh ke Pasar Karangayu untuk belanja tersebut menyapa ramah para pedagang.
“Jarang ada pejabat blusukan ke pasar naik sepeda. Pak Ganjar juga peduli dengan nasib pedagang, saya dan teman-teman ditanya kondisi pasarnya bagaimana, apakah dagangan laku atau tidak,” kata Hikmah.
Reaksi lain ditunjukkan Paniyem (51). Warga Kelurahan Kembangarum, Kecamatan Semarang Barat ini malah nampak bersedih ketika bertemu Ganjar.
Dengan mata berkaca-kaca, Paniyem curhat tentang kondisi ekonominya di depan Ganjar. “Suami saya sudah tua tidak kuat kerja, anak saya enam, kami tidak dapat bantuan pemerintah,” katanya.
Setelah mendengarkan cerita Paniyem, Ganjar mencatat data nenek tersebut. “Nggih pun, saya catat ya, nanti tim saya ada yang ke rumah ibu untuk memastikan ibu mendapatkan jaminan sosial dari pemerintah,” kata Ganjar.
Blusukan ke pasar pagi tadi bagi Ganjar bukanlah yang pertama. Ganjar mengaku kebiasaannya datang langsung ke pasar itu untuk menjaring aspirasi langsung masyarakat serta melihat kondisi sebenarnya di lapangan.
Pasar Karangayu, menurut Ganjar, sudah selayaknya segera di perbaiki karena kondisinya yang kotor dan becek.
“Sebagian pedagang tadi laporan minta pasar segera dibangun, saya akan sampaikan ke Pak Walikota, Pak Hendi. Memang ya kalau becek tidak nyaman,” katanya.
Ganjar menegaskan, pasar tradisional harus dikelola secara modern. Bentuk pengelolaan modern itu diantaranya manajemen pasar, sistem kebersihan, saluran air dan pembuangan sampah, serta alur keluar masuk barang.
“Harus ada tim yang setiap pagi membersihkan. Pasar tradisional harus benar-benar kita jaga bersama-sama,” kata Ganjar.
Kedatangan Ganjar dan Siti Atiqoh ke Pasar Karangayu membuat suasana pasar semakin riuh. Para pedagang dan warga berebut salaman dan foto. Sementara suaminya melayani warga, Atikoh memilih berbelanja kebutuhan rumah tangga.
”Lumayan, bisa olahraga dan sekalian belanja. Saya tadi beli onde-onde, cabai dan bumbu dapur,” katanya. (ajie mh)
Editor: Ismu Puruhito