SOLO (jatengtoday.com) – Pencemaran yang terjadi di Sungai Bengawan Solo mengganggu aktivitas Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi Surakarta. Dampak pencemaran limbah etanol-alkohol tersebut berakibat pada penurunan volume produksi lebih dari 50 persen.
Direktur Teknik Perumda Air Minum Solo Tri Atmojo Sukomulyo menjelaskan, IPA Semanggi sempat ditutup karena limbah. “Sekarang kami sudah produksi tetapi belum kembali normal,” kata dia, Selasa (5/11/2019).
Ditambahkan, dari tiga intake atau tempat pengambilan air baku dari sungai yang selanjutnya diolah di IPA Semanggi, yaitu Intake Semanggi, Jebres, dan Jurug, baru Semanggi yang sudah beroperasi secara normal.
Untuk Intake Jebres dan Jurug, menurut Tri Atmojo masih kondisional karena limbah masih pekat. Akibat kondisi tersebut, kata dia, terjadi penurunan volume produksi lebih dari 50 persen di IPA Semanggi.
Berdasarkan catatan, saat normal suplai dari Intake Semanggi yang masuk ke IPA Semanggi rata-rata 80 liter/detik, sedangkan dari IPA Jurug dan Jebres sekitar 130 liter/detik. “Kalau sekarang kan untuk sementara Intake Jurug dan Jebres kualitas airnya makin turun, jadi suplai dari dua intake ini belum ada,” katanya.
Ia mengatakan jika air sungai dalam kondisi bagus maka bisa diolah, sedangkan jika kondisi jelek tidak bisa diolah menjadi air bersih. Pihaknya sedang mencari cara agar pengambilan air baku di Sungai Bengawan Solo bisa kembali dilakukan secara normal.
Akibat kejadian tersebut, para pelanggan Perumda Toya Wening tidak bisa memperoleh suplai air bersih dari IPA Semanggi. “Solusinya perumda mengirim tangki air bersih untuk pelanggan yang terdampak. Ini sudah dilakukan sejak hari Jumat,” tutur Tri Atmojo. (*)
sumber : ant
editor : tri wuryono
in Berita