TEMANGGUNG (jatengtoday.com) – Warga Desa Soropadan, Pringsurat, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mengeluhkan limbah pembuangan yang diduga berasal dari pabrik tekstil di daerah tersebut mencemari aliran Sungai Elo.
“Limbah pabrik tersebut masuk ke Sungai Elo sehingga air menjadi kotor dan mengakibatkan ekosistem di sungai terganggu,” kata anggota Komunitas Hulu Kali Elo Nauval Imam Fahrudin, Rabu (9/9/2020).
Menurut dia pembuangan air limbah dari pabrik tersebut sangat tidak ramah lingkungan sehingga mengakibatkan air di Sungai Elo berubah menjadi keruh.
“Sangat mengganggu, masyarakat yang biasanya mencari ikan, kini tidak bisa lagi mendapatkan ikan di sungai tersebut,” katanya.
Menurut dia air limbah pabrik tersebut juga mengakibatkan gatal-gatal pada kulit bagi yang beraktivitas di sungai tersebut.
“Tidak menunggu sampai berhari-hari, setelah satu hingga dua jam akan langsung gatal-gatal,” katanya.
Ia menuturkan pembuangan limbah tersebut diketahui pada saat dirinya bersama warga lainnya melakukan tubing (menyusuri) di kali tersebut, air pembuangan limbah dari pabrik itu berwarna keruh kecoklatan.
“Desa kami merupakan salah satu desa wisata di Temanggung. Untuk menambah daya tarik wisatawan, kami menawarkan kegiatan tubing. Kegiatan ini kami lakukan uji coba dari Candi Umbul, sesampainya di tempat pembuangan limbah dari pabrik itu ternyata airnya sangat keruh, kadang juga berwarna merah, hijau dan kadang hitam pekat sekali,” katanya.
Menurut dia pada siang hari debit air limbah memang kecil, namun pada malam hari air limbah dari pabrik itu cukup besar. Dampak dari pembuangan air limbah ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di Desa Soropadan saja, namun juga di Desa Donorejo dan Secang Kabupaten Magelang.
“Yang saya ketahui tiga desa ini yang terdampak langsung, kalau setelah Secang hingga ke Magelang kami belum tahu secara pasti,” katanya.
Warga yang lain, Haryoto menuturkan dirinya yang sering mencari ikan di hulu Sungai Elo merasakan dampak yang ditimbulkan oleh pembuangan limbah tersebut.
“Sudah lima tahun ini, awalnya memang masih banyak, semakin ke sini ternyata ikan semakin susah didapat,” katanya. (ant)
editor : tri wuryono
in Berita